Circle Work & Money

Dari Perempuan Untuk Perempuan

Petty S. Fatimah

@petz09

Pemimpin Redaksi Majalah Wanita

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

When woman supports woman, incredible things will happen.

Saya menyukai kutipan tersebut. Meski sederhana, namun bermakna dalam. Dari hal kecil yang kita lakukan untuk mendukung teman-teman perempuan kita, sekian waktu ke depan, mungkin saja dapat menciptakan hal-hal yang tidak disangka sebelumnya – bahkan menjadi luar biasa.

Perempuan adalah makhluk yang sangat peka. Ia bekerja dengan emosinya. Dalam hal ini, kepekaan yang dimiliki perempuan bisa menjadi suatu hal yang baik karena akan membuatnya semakin kompetitif untuk berkembang, namun di sisi lain juga dapat berkontribusi negatif bila membawa emosinya lebih jauh dan melupakan rasionalitas. Oleh karenanya, secara umum perempuan lebih mudah cemburu dibandingkan laki-laki. Namun, bukan berarti hal ini selalu bermakna negatif. Cemburu tidak hanya sebatas soal kekasih atau hubungan percintaan saja. Di sisi lain, rasa cemburu juga menunjukkan perhatian dan kepekaan akan suatu hal, serta keinginan diri untuk maju atau berkembang hingga lebih baik dari sebelumnya.

Ada suatu pernyataan yang menyatakan, kita sebagai sesama perempuan, jangan saling menyabotase. Bagi saya, itu benar. Bila ditanya cara paling sederhana untuk mendukung perempuan, maka menurut pendapat saya ialah dengan memiliki sikap inklusif untuk secara positif mendukung setiap aktivitasnya. Misalnya saat teman perempuan kita memiliki visi dan gaya yang berbeda, kita tidak boleh serta merta judgemental atau secara cepat menyatakan ketidaksetujuan. Tentu hal ini bukan hal yang mudah, karena kita sebagai perempuan pun cenderung sangat ekspresif. Namun, coba tempatkan diri kita di sisi teman kita yang gayanya kurang kita senangi tersebut. Di posisinya, apa yang kira-kira sedang ingin kita dengar atau peroleh?

Setiap orang memiliki cara dan gayanya sendiri dalam berekspresi. Dan setiap orang pun memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Memang benar, perempuan dikenal sebagai seorang multitasker.  Mungkin pada awalnya, saat kita mampu mengerjakan semua hal sendiri, akan terkesan efisien dan efektif. Namun, seiring berjalannya waktu saat usaha kita berkembang atau pekerjaan kita bertambah, berbicara efisiensi dan efektivitas, bekerja sendiri bukan lagi pilihan yang dinilai baik. Justru dengan kita melibatkan lebih banyak pihak untuk mengisi kekurangan dan melengkapi diri, kita dan pekerjaan yang tengah kita geluti akan lebih efektif untuk berkembang. Kita harus merangkul banyak orang untuk bekerja bersama.

Sekian lama mempimpin redaksi majalah wanita, saya mengamati bila perempuan seringkali tidak menyadari  potensinya, yang sebenarnya merupakan superpower bila digunakan dengan baik. Potensi tersebut adalah, sifat alami perempuan yang sangat detil. Secuek-secueknya mereka, tetap setiap perempuan memiliki kecendrungan perhatian akan hal mendetail. Sama halnya dengan sifat multitasking, dimana perempuan entah bagaimana caranya sanggup melakukan berbagai kegiatan dalam waktu bersamaan. Menurut saya, sifat-sifat tersebut keluar untuk mendukung peran serta sifat perempuan untuk mengayomi dan mengasuh.

Dalam pandangan kami di Femina, sifat detil adalah softskill yang sangat dibutuhkan di masa kini, selain tentunya multitasking. Mayoritas pekerjaan saat ini berada dalam lingkup yang sangat terbuka, yang membuat kita akan bekerja dengan begitu banyak orang. Kerjasama dan kolaborasi menjadi hal yang banyak dilakukan mengingat banyaknya perusahaan yang mulai menerapkan sistem outsource untuk hal-hal yang diluar kapabilitas atau kekuatannya. Saat kita berada di lingkungan kerja yang besar dengan sejumlah entitas terlibat, bila kita tidak detil, pasti ada saja hal yang dapat terlewat.

Selain detil serta multitask, apa yang saya rasa merupakan potensi yang perempuan miliki namun jarang mereka sadari adalah sifat empati atau compassionate mereka. Perempuan mampu merasakan atau memiliki feeling akan apa yang sedang dialami orang lain. Di dunia sekarang dimana segala hal banyak diotomatisasi dengan mesin, sebenarnya hal yang akan membuat manusia tetap dalam sifat kemanusiaannya adalah empati.

Melihat banyaknya potensi yang perempuan miliki dan tuntutan karir serta pekerjaan di masa kini, kami di Femina pun berinisiatif membuat perhelatan Indonesian Women’s Forum, yang bertujuan memberikan wadah bagi para perempuan untuk berjejaring dan berkembang melalui rangkaian kegiatan konferensi, lokakarya, dan pameran produk lokal. Berkaitan dengan relevansi kebutuhan di dunia profesional, tema ‘Inklusif’ pun menjadi topik yang menjadi benang merah untuk didalami dan disinergikan dalam kelas-kelas yang disajikan. Bila kita mendalami topik inklusif ini, turunan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang inklusif adalah banyak. Antara lain ialah, ia merupakan seorang kolaborator yang hebat. Ia senang berkolaborasi karena menyadari bahwa sepintar atau sekuat apapun dirinya, tidak mungkin semua hal dikerjakan seorang diri. Oleh karenanya, ia pun adalah seseorang dengan sifat kolaboratif, yang menghargai secara terbuka kemampuan orang lain yang tidak ia miliki.

Yang juga menarik, sifat inklusif adalah sifat yang adil. Dalam lingkungan sosial, seseorang yang adil salah satunya adalah dengan tidak judgmental karena dalam pandangannya, setiap orang adalah sama. Keadaan yang dialami setiap orang memang berbeda-beda. Namun saat kita berhubungan dengan siapapun itu, kita tidak dapat membeda-bedakannya. Kita semua adalah sama. Sama-sama ingin maju, memperoleh kehidupan yang lebih baik, dan berkembang. Kurang lebih, inilah yang diharapkan dapat disadari dan disebarkan untuk mengeluarkan sisi terbaik setiap perempuan tanpa batas.

Related Articles

Card image
Circle
Perjalanan Menemukan Makna dan Pentingnya Pelestarian Budaya

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kadang kita lupa bahwa pada akhirnya yang kita butuhkan adalah kembali ke akar budaya yang selama ini sudah ada, menghidupi kembali filosofi Tri Hita Karana, di mana kita menciptakan keselarasan antara alam, manusia, dan pencipta. Filosofi inilah yang coba dihidupkan Nuanu.

By Ida Ayu Astari Prada
25 May 2024
Card image
Circle
Kembali Merangkai Sebuah Keluarga

Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung.

By Greatmind
24 November 2023
Card image
Circle
Pernah Deep Talk Sama Orang Tua?

Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.

By Greatmind x Folkative
26 August 2023