Circle Love & Relationship

Cinta Itu Universal

Arti cinta tidaklah harus selalu antar manusia saja. Cinta bisa terjadi antara kita dengan apa yang kita punya, karya yang kita buat, hobi, bahkan dengan binatang peliharaan. Cinta, nyatanya, bersifat universal. Aku bisa memberikan rasa sayang pada binatang peliharaan seperti seorang ibu kepada bayinya. Meskipun tentu tidak bisa disamakan secara utuh. Tapi kurang lebih begitulah aku menggambarkan rasa sayangku terhadap, Alexa, anjing kecilku yang menemani keseharian.

Cinta, nyatanya, bersifat universal.

Sebelum mendapatkan Alexa dari seorang teman, aku memang sudah ingin sekali punya anjing peliharaan. Saat itu aku berpikir benar anjing seperti apa yang tepat untuk hidup bersamaku di apartemen. Aku tidak mau membuat hidup seekor anjing tersiksa hanya karena ia tidak memiliki ruang gerak yang cukup. Bertemulah aku dengan Alexa yang waktu itu berumur dua bulan. Seekor anjing yang berukuran kecil dan cocok untuk tinggal di apartemen. Aku sengaja memilih anjing dari ia masih sangat kecil karena ini adalah kali pertama aku mengadopsi anjing. Aku merasa sepertinya belum bisa menjaga anjing yang sudah memiliki trauma atau sudah pernah dijaga orang lain. 

Setelah membawa Alexa pulang, aku merasa ikatan antara pemilik dan anjing peliharaan sangatlah penting untuk dijalin. Kita jadi bisa lebih mudah mengendalikannya. Paling tidak, butuh satu jam sehari untuk menghabiskan waktu dengannya. Ini juga didukung oleh berbagai penelitian dan saran dari dokter hewan. Anjuran ini justru membuatku sangat senang. Menghabiskan waktu dengan Alexa sangatlah menghibur. Setiap hari ketika sedang istirahat bekerja kurang lebih 30 menit sampai satu jam, aku ajak dia ngobrol seperti bertanya dia mau makan apa. Ya, memang dia juga tidak akan menjawab tapi dia bisa memberikan respon. Contohnya kalau aku berikan dia makan tapi dia hanya mengendus saja. Itu berarti dia sedang tidak mau makan. Inilah cara kami berkomunikasi.

Secara rutin, aku mengasah pola komunikasi dengan Alexa. Aku melatihnya dengan mengulangi ucapan atau gerakan yang sama. Seperti saat menyuruhnya mendekat aku akan menyerukan kata “come”. Anjing adalah binatang yang memiliki intelektual cukup tinggi ketimbang binatang lainnya. Mereka bisa membaca ekspresi dan gestur. Menurutku, memberikan afirmasi positif bisa menjadi langkah untuk menjalin hubungan dengan anjing peliharaan lebih dekat. 

Terkadang aku sering berpikir bahwa memelihara anjing bisa menjadi latihan untuk mempunyai bayi. Setiap hari kita harus menjalin kedekatan agar ia mengenali siapa kita. Bahkan untuk lebih dekat, sentuhan dari kulit ke kulit bisa jadi langkah manjur. Sama seperti ketika kita mengasuh bayi. Sentuhan-sentuhan tersebut membuatnya merasa disayangi. Begitu juga tentang mengajarkannya tentang buang air. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mengajarkannya buang air di tempat yang seharusnya. Begitu juga ketika aku harus membuatnya disiplin. Seakan aku baru menganggapnya sebagai anjing peliharaan saat harus membuatnya mengerti aturan. Tapi kalau sedang memanjakannya, Alexa seolah seperti seorang bayi. Jadi aku memperlakukan Alexa sebagai makhluk hidup mempunyai perasaan selayaknya manusia karena merasa banyak kebiasaan atau sikapnya yang seperti manusia. 

Selama Alexa ada di hidupku, banyak sekali pelajaran yang kudapatkan. Aku belajar untuk lebih bertanggung jawab untuk mengurusnya. Seperti yang aku nyatakan sebelumnya, mengurus Alexa seolah seperti mengurus bayi. Mulai dari buang air hingga memikirkan bagaimana ia tidak dibenci atau tidak disukai orang. Kita tahu di Indonesia, terutama di Jakarta, pemilik anjing harus mawas diri karena negara kita bukan negara yang ramah akan anjing peliharaan. Maka, aku merasa punya misi untuk bisa membuat keberadaannya tetap menjaga keharmonisan lingkungan sekitar kami. 

Selain itu, aku juga belajar tentang kesetiaan dari Alexa. Contohnya setelah Alexa makan, dia pasti mencariku, lalu duduk di sebelah sambil menempelkan badannya. Seakan dia mau bilang “thank you, mom” atas makanan yang aku siapkan. Lalu, momen-momen bangun pagi juga jadi momen sangat indah di mana dia tidak lupa membangunkanku, cium-cium dan mengendus-endus. Biasanya, kalau aku sedang bersiap-siap kerja Alexa juga menunggu aku dandan. Belum lagi saat aku sedang meditasi dan mengeluarkan air mata yang mungkin dikarenakan refleksi diri saat sesi meditasi. Aku sungguh terharu setiap kali Alexa melihat aku menangis, dia akan tiba-tiba gusar juga dan menjilati air mataku. Perasaan itu sulit sekali diutarakan tapi aku merasa dia memahami apa yang aku rasakan. Tidak heran, dia adalah salah satu sumber kebahagiaanku belakangan. Mungkin terdengar berlebihan, tapi kedekatan kami membuatku merasa bahagia. Dia mengisi dan melengkapi dalam hidupku.

Tidak heran, dia adalah salah satu sumber kebahagiaanku belakangan.

Related Articles

Card image
Circle
Kembali Merangkai Sebuah Keluarga

Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung.

By Greatmind
24 November 2023
Card image
Circle
Pernah Deep Talk Sama Orang Tua?

Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.

By Greatmind x Folkative
26 August 2023
Card image
Circle
Berdaya dan Berkontribusi

Ketertarikanku untuk berbagi mengenai pengalaman dan tips pengembangan diri sebenarnya dimulai ketika aku bekerja di salah satu perusahaan konsultan keuangan di Jakarta. Saat itu, banyak yang bertanya melalui media sosial mengenai kiat untuk bisa bekarir di perusahaan tersebut. Lalu setelahnya, aku juga mulai berbagi mengenai topik pengembangan diri dan karir.

By Lavina Sabila
20 May 2023