Circle Health & Wellness

Bila Anggota Keluarga Mengalami Gangguan Mental

Menolong orang lain, apalagi mereka yang memiliki gangguan mental, bukanlah hal yang mudah. Lalu, bagaimana kalau orang itu adalah keluarga kita?

Merupakan hal yang sangat sulit dan menyayat hati ketika melihat orang yang kita cintai berjuang dengan penyakit mental, terlebih kalau itu adalah keluarga kita. Ini bisa menjadi tantangan bagi seluruh anggota keluarga. Sayangnya, tidak banyak yang tahu bagaimana cara terbaik membantu dan mendukung mereka. Kesediaan seluruh anggota keluarga untuk menerima dan membantu mencari bantuan jauh lebih bermanfaat, ketimbang menyalahkan dan menghakimi mereka yang memiliki gangguan mental. Karena penyangkalan hanya akan memperburuk situasi.

Hal yang paling dibutuhkan saat ini untuk kembali pulih adalah dukungan keluarga. Sama seperti masalah kesehatan lainnya, mereka dengan penyakit mental membutuhkan cinta dan dukungan yang ekstra. Kita mungkin tidak bisa melihat penyakitnya, tapi bukan berarti kita tidak bisa membantunya.

Kali ini, Riliv akan membagikan beberapa tips dan hal yang perlu dipertimbangkan ketika kita mencoba untuk membantu seseorang yang sedang berjuang dengan kondisi mental yang tidak baik, apalagi jika itu adalah keluarga kita.

1. Kenali tanda-tandanya

Menarik diri dari interaksi sosial, banyak masalah di sekolah, pekerjaan, dan lingkungan sekitar, atau perubahan pola tidur dan nafsu makan secara dramatis adalah tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan seseorang mengalami gangguan mental. Meskipun begitu, yang perlu diingat adalah bukan berarti semua orang yang menunjukkan tanda-tanda ini pasti mengalami gangguan mental. Perlu diagnosa lebih lanjut untuk memastikannya.

Ketika kita melihat anggota keluarga kita memperlihatkan tanda-tanda tersebut, tidak ada salahnya menindaklanjutinya dengan evaluasi dari profesional yang bisa membantu mengatasi masalah dan mencegah timbulnya gejala yang lebih serius.

2. Kalau sulit untuk mengatakannya, coba diskusikan topik kesehatan mental dengan mereka

Salah satu langkah tersulit dan paling penting adalah memulai percakapan tentang kesehatan mental dengan anggota keluarga kita. Kita mungkin akan merasa gugup dan bingung harus berkata apa. Tapi, menunggu dan berharap mereka yang akan mendatangi kita untuk meminta bantuan mungkin akan lebih membuang waktu.

Kita tidak harus menjadi ahli atau memiliki jawaban terlebih dahulu. Kita bisa mengekspresikan kepedulian dan kesediaan kita untuk mendengarkan dan hadir untuk mereka. Jangan takut untuk membicarakannya. Yakinkan mereka bahwa kita peduli pada kondisi mereka. Kita juga bisa menyarankan mereka untuk mengunjungi profesional. Ingatkan mereka bahwa mencari bantuan adalah tanda kekuatan. Karena tidak semua orang bisa ikhlas menerimanya.

3. Dorong mereka untuk mendapatkan bantuan

Ketika kita melihat tanda-tanda kondisi mental yang kurang baik pada anggota keluarga kita, kita harus mencoba untuk tetap tenang. Terlepas dari kekhawatiran yang pasti kita rasakan, jangan biarkan itu menghalangi kita mendorong mereka untuk mencari bantuan. Mulailah berbicara dengan mereka. Ekspresikan kekhawatiran yang kita rasakan tanpa menyalahkan dan menghakimi.

Jika masih ragu-ragu menemui spesialis kesehatan mental seperti psikolog, sarankan mereka mengunjungi dokter umum. Ketika kita merasa bahwa mereka terancam melukai dirinya sendiri, atau melukai orang lain, segera hubungi bantuan!

4. Terapkan gaya hidup sehat di rumah

Selain mendorong mereka untuk mendapatkan bantuan tenaga profesional kesehatan mental, kita sebagai keluarga juga bisa membantu pada faktor-faktor lainnya seperti, keuangan, penyelesaian masalah, urusan rumah, nutrisi, rekreasi dan olahraga, dan kebiasaan tidur yang baik. Menciptakan suasana yang kondusif di rumah, dengan tidak banyak ribut ataupun memandang mereka dengan sebelah mata, juga akan sangat membantu mereka.

5. Berikan dukungan emosional, karena itu sangat dibutuhkan

Peran kita sangat besar bagi anggota keluarga yang mengalami masalah mental. Mereka tidak dapat disalahkan atas penyakit mereka. Yang bisa kita lakukan adalah memberikan dorongan emosional bagi mereka dengan bersikap suportif, pengertian, dan bersabar sebanyak mungkin. Tapi, kita juga harus ingat bahwa merawat anggota keluarga dengan gangguan mental juga bisa membuat kita stres, sehingga kita juga membutuhkan dukungan emosional.

6. Ingat! Dukungan untuk diri sendiri juga dibutuhkan

Selagi fokus membantu orang lain dengan gangguan mental, kita juga harus ingat bahwa menjaga diri sendiri, baik secara fisik maupun emosional, adalah hal yang tidak kalah pentingnya. Kita harus menyadari bahwa kita mungkin membutuhkan orang lain, yang bukan keluarga kita, untuk secara bebas mendiskusikan frustasi atau perasaan apapun yang membuat kita  kesal tanpa harus takut mengatakannya.

7. Atur ekspektasi: pastikan itu realistis

Penting untuk memiliki harapan yang realistis. Kita harus sadar bahwa proses pemulihan ini tidak mudah dan pasti membutuhkan waktu. Dalam prosesnya, kita mungkin saja melihat ada kemajuan pada mereka. Walau, tidak menutup kemungkinan juga adanya kemunduran pada kondisi mereka.

Oleh karenanya, jangan berhenti untuk terus memberi dukungan pada anggota keluarga kita yang saat ini sedang berjuang. Bahkan ketika kita merasa dukungan dan tindakan kita tidak membawa perubahan dan pengaruh apapun, tetaplah yakin bahwa kehadiran kita berarti bagi mereka. Mereka mungkin terluka dan tidak bisa mengenali apa yang kita lakukan. Mereka juga mungkin hanya tidak bisa mengungkapkan ungkapan terima kasih ketika kita membantu mereka. Tetapi, ketika kita selalu ada untuk mereka, bisa menjadi hal penting untuk membantu pemulihan.

Related Articles

Card image
Circle
Kembali Merangkai Sebuah Keluarga

Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung.

By Greatmind
24 November 2023
Card image
Circle
Pernah Deep Talk Sama Orang Tua?

Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.

By Greatmind x Folkative
26 August 2023
Card image
Circle
Berdaya dan Berkontribusi

Ketertarikanku untuk berbagi mengenai pengalaman dan tips pengembangan diri sebenarnya dimulai ketika aku bekerja di salah satu perusahaan konsultan keuangan di Jakarta. Saat itu, banyak yang bertanya melalui media sosial mengenai kiat untuk bisa bekarir di perusahaan tersebut. Lalu setelahnya, aku juga mulai berbagi mengenai topik pengembangan diri dan karir.

By Lavina Sabila
20 May 2023