Banyak yang tidak sadar pada saat sedang nyinyir soal kaum milenial mereka sebenarnya sedang membicarakan tentang dirinya sendiri yang juga seorang milenial. Kenapa? Karena sebenarnya yang disebut kaum milenial adalah mereka yang lahir dari tahun 1980-2000 (berdasarkan Time Magazine). Jadi para generasi Y yang sekarang ini berumur 18-38 tahun masuk ke dalam gelombang milenial. Sedangkan generasi Z yang nantinya akan membentuk pasar baru di masyarakat adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun dan belum memasuki dunia produktif.
Bagi mereka yang jarang membaca literasi mengenai dunia digital seringkali salah kaprah akan pemahaman dunia maya penuh dengan teknologi canggih ini. Terutama mereka yang menggeluti dunia bisnis. Strategi yang digunakan oleh generasi baby boomer (generasi sebelum X) akan sangat berbeda saat generasi X menerapkan kiat tertentu pada generasi Y. Begitu juga sebaliknya dari generasi Y ke Z. Sebagian orang dari generasi X sering berpikir bahwa mereka bisa mendikte generasi setelahnya. Padahal, mereka seharusnya belajar untuk mengikuti arus. Pemikiran ini muncul karena generasi X terdahulu merasa kecewa dengan generasi baby boomer yang sering mendikte mereka dan kemudian merasa bahwa mereka tidak mendapatkan apa-apa dari generasi berikutnya. Inilah yang seharusnya dihindari oleh generasi X dalam menerapkan strategi terhadap generasi Y.
Sebagian generasi X sering berpikir bahwa mereka bisa mendikte generasi setelahnya. Padahal, mereka seharusnya belajar untuk mengikuti arus.
Ibarat berselancar, coba bayangkan apa yang akan terjadi jika kita tidak memahami ombak tinggi yang sedang diterjang. Kita akan terpental, bukan? Tapi sebaliknya jika kita memahami bagaimana mengatasi ombak tinggi tersebut, kita akan berselancar dengan sangat indah, membentuk harmoni nan gemulai. Demikianlah yang harus dipahami oleh generasi X untuk mengambil hati para generasi Y demi sebuah keseimbangan yang selaras. Generasi X harus mengerti betul bagaimana berjalan beriringan dengan generasi milenial bukan dengan memaksakan kehendak namun bukan dengan memanjakannya juga. Sama halnya dengan generasi milenial nantinya pada generasi Z.
Namun yang sedang terjadi saat ini banyak sekali kesalahpahaman antara generasi X dan Y karena para orang tua yang berasal dari generasi X seperti sedang melakukan eksperimen bersamaan dengan generasi milenial. Mereka memasuki dunia digital bersamaan sehingga sama-sama sedang belajar. Sedangkan nantinya gap ini akan sedikit berkurang ketika generasi Z (anak-anak yang lahir dari 2000-2020) mulai berada di usia produktif. Dipercaya generasi milenial yang menjadi orang tua para generasi Z dapat lebih bijak dalam mengajarkan penggunaan teknologi. Terdapat banyak sekali informasi dan pengetahuan yang dapat diterapkan pada generasi Z.
Generasi X harus mengerti betul bagaimana berjalan beriringan dengan generasi milenial bukan dengan memaksakan kehendak namun bukan dengan memanjakannya juga. Sama halnya dengan generasi milenial nantinya pada generasi Z.
Meski ada banyak kekhawatiran tentang generasi Z karena mereka adalah anak kandung dunia digital – di mana saat masih bayi mereka sudah berinteraksi dengan teknologi dan internet, namun sebenarnya periode generasi Z berada di usia produktif akan menjadi masa-masa yang luar biasa. Di dunia pekerjaan misalnya meski interaksi langsung dan tatap muka akan berkurang tapi akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru dengan waktu yang lebih fleksibel. Nantinya akan bertambah jumlah para pekerja paruh waktu yang dapat mengatur sendiri waktu mereka dalam pekerjaan. Sehingga mereka memiliki banyak waktu juga untuk mengambil beberapa pekerjaan sekaligus dan mengasah kemampuan mereka lebih dalam karena tidak terhambat waktu kerja pada umumnya. Keberagaman pekerjaan akan muncul begitu juga kenaikan pendapatan masyarakat. Mesin-mesin yang menggantikan posisi-posisi tertentu akan membuat revolusi baru pada jenis pekerjaan di masa depan. Itulah mengapa sekarang ini di industri pendidikan sedang dikumandangkan Revolusi 4.0. Generasi masa kini tidak hanya harus bisa membaca dan menulis tapi juga menggunakan gadget dan mengoperasikan teknologi canggih.
Selain di dunia pekerjaan, nilai-nilai di masyarakat pun akan berubah. Jika pada masa milenial banyak sekali pihak yang memanfaatkan peran media sosial untuk mengiklankan suatu produk dengan cara-cara yang terlalu komersil, di zaman generasi Z nantinya akan sangat berputar. Mereka akan lebih selektif dalam mengonsumsi konten dan memilih produk mana yang akan lebih memiliki tujuan mulia, memiliki nilai-nilai baik di masyarakat. Pasalnya para generasi Z yang kini masih banyak di bangku sekolah sudah sadar akan masalah-masalah lingkungan dan sosial. Informasi yang mereka dapat di internet ternyata justru dapat membuat mereka lebih pintar dalam mengolah data pada satu fenomena yang terjadi. Keinginan mereka untuk membuat dunia menjadi lebih baik juga lebih tinggi karena banyaknya dampak yang dirasakan. Merekalah yang akan membantu generasi-generasi sebelumnya memperbaiki kondisi-kondisi buruk yang sedang dihadapi saat ini.
Informasi yang mereka dapat di internet ternyata justru dapat membuat mereka lebih pintar dalam mengolah data pada satu fenomena yang terjadi.