Society Planet & People

Editor's Note: Kebebasan Jangan Kebablasan

Greatmind

@greatmind.id

Redaksi

Illustration By: @mutualistcreatives

Puluhan tahun yang lalu lanskap media di negara ini jauh dari seperti yang ada sekarang. Bukan saja teknologinya yang berkembang seperti munculnya kanal-kanal baru dalam media sosial, namun bagaimana mereka ‘bersuara’ pun berbeda. Mana pernah kita dapati media dulu yang berteriak lantang mengkritisi kebijakan? Mana ada orang-orang yang berani menyuarakan isi hatinya secerewet netizen masa kini?

Dengan bergantinya rezim pemerintahan, angin segar bagi kebebasan berekspresi pun berhembus kencang. Saking kencangnya hingga kini kita seakan ada dalam pusaran tornado dengan media dan individu-individu yang lantang bersuara. Semuanya memenuhi layar kaca – mulai dari televisi hingga gadget kita. Begitu lantang hingga terkadang memekakan telinga.

Menilik betapa berisiknya mereka yang bersuara di media, terkadang media-media tersebut kini justru dimanfaatkan secara serampangan oleh sekelompok orang untuk menghakimi atau menistakan pihak lain. Ada juga fenomena di mana penggunaan media sosial dijadikan sarana untuk menyampaikan kemarahan, kebencian, dan provokasi terhadap kelompok-kelompok tertentu.

Media – terutama media sosial, memang telah menjadi sarana utama bagi masyarakat dalam mewujudkan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Namun ada hal yang harus diingat: kebebasan berpendapat melalui media mana pun selalu ada batas dan etikanya. Kebebasan itu dibatasi oleh hak-hak orang lain untuk diperlakukan secara layak dan adil.

Jangan hanya karena mentang-mentang era demokrasi menjanjikan kebebasan, semua orang menjadi serba kebablasan dalam menyampaikan pendapatnya. Mungkin ada di antara mereka yang kemudian berpikir bahwa akun pribadi berarti terserah ditulisi apa saja sesuai keinginan pribadi. Jika pola pikir ini dimiliki setiap orang, maka hasilnya media sosial hanya akan dipenuhi oleh perang pendapat berkepanjangan (halo, #twitwar). Harus diingat, bahwa saat pemikiran pribadi telah masuk ke dalam ranah publik – yang dapat diakses dan dibaca oleh orang banyak, ada sebuah tanggung jawab moral yang harus disertakan.

Mungkin ini saatnya kita menyeimbangkan kebebasan dengan sebuah tanggung jawab. Jangan hanya suka-suka diri sendiri, tapi ingat bahwa perilaku atau ucapan kita dapat memiliki dampak bagi orang lain.

Related Articles

Card image
Society
Dinamika Masyarakat Setiap Zaman

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bersama dengan segala dinamika yang hadir. Hidup berdampingan bersama jutaan manusia lainnya tentu memberikan kita banyak pengalaman, termasuk konflik, kerja sama, hingga interaksi antar bangsa dan negara.

By Greatmind
14 January 2023
Card image
Society
Memulai Dari Akhir

Mari kita berbicara tentang tujuan keuangan, mengapa ada orang yang sulit untuk memenuhinya, dan apa yang terjadi kalau kamu tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas. Tapi sebelum membahas ini, apa sih tujuan keuangan itu? Yakni target atau prioritas berhubungan dengan uang yang ingin kamu capai.

By Dion Maulana
24 December 2022
Card image
Society
Tuntutan Citra Laki-Laki dalam Masyarakat

Fakta bahwa penerimaan masyarakat masih memegang peran penting dalam konsep maskulinitas seorang pria, membuat banyak laki-laki merasa enggan untuk turut melakukan pekerjaan domestik.

By Greatmind x Plan Indonesia
29 October 2022