Kecintaan saya terhadap dunia seni pertunjukan sebenarnya sudah dimulai sejak kecil. Sebagai anak bungsu saya mencoba menghabiskan waktu sendiri sembari ikut hadir saat mendiang kakak tampil atau les musik. Beranjak dari situ, mungkin karena energi yang berlebih akhirnya saya didaftarkan orang tua untuk mengikuti kelas tari tradisional. Mulai dari tari Jawa, Betawi, hingga Bali.
Jadi memang sedari kecil saya menghabiskan banyak waktu untuk berkesenian. Saat mulai memasuki masa kuliah, saya sempat bekerja menjadi Liaison Officer (LO) di sebuah majalah untuk penyanyi luar negeri, mulai dari sini saya akhirnya tertarik dengan dunia di belakang panggung.
Di Indonesia sendiri seni pertunjukkan yang memakaii media panggung memang belum bisa dibilang matang. Dalam arti kata, memang lingkup seni pertunjukan itu sangat besar, meliputi konser, sendratari, drama musikal, dan juga opera. Konsep opera sendiri kalau bisa saya kategorikan adalah sebuah format pertunjukan yang meliputi tarian dan nyanyian, seperti musikan tapi memang dengan pembawaan yang lebih serius jika dibandingkan dengan drama musikal.
Individu-individu yang terlibat dalam pertunjukan opera di Indonesia memang belum banyak. Ada beberapa senior dan teman-teman saya di dunia seni pertunjukan memakai istilah opera namun mungkin memang cara mereka memaknai konsep ini berbeda, dan tidak ada masalah sebenarnya. Saya merespon format pertunjukan opera dengan penyesuaikan kultur dan kondisi di Indonesia. Menurut saya kita tidak bisa begitu saja mengikuti format pertunjukan yang ada di Broadway atau West End. Para pengkarya harusnya bisa menjadikan format pertunjukkan opera yang sudah ada di luar negeri sebagai glossary, namun untuk mengaplikasikannya kita juga harus tetap membuat kamus sendiri berdasarkan karakteristik budaya, konteks, dan tipe penonton di dalam negeri.
Saya sangat bersyukur bahwa saat masih kecil orang saya memberikan saya kesempatan untuk bisa mengenal lebih dalam budaya Indonesia, lalu saat beranjak dewasa saya juga mengeksplor seni populer dari luar negeri. Kita sebenarnya diberkahi dengan keragaman budaya dan sejarah yang bisa diangkat menjadi sebuah cerita yang sangat menarik. Dalam rangka merespon kultur dan sejarah yang telah diwariskan oleh leluhur kita, maka akhirnya saya ingin menampilkannya dalam seni pertunjukan dalam format opera bertajuk “Opera Majapahit: GAYATRI Sang Sri Rajapatni”.
Kita sebenarnya diberkahi dengan keragaman budaya dan sejarah yang bisa diangkat menjadi sebuah cerita yang sangat menarik.
Seiring dengan perjalanan saya dalam penyutradaraan dan penulisan naskah seni pertunjukan akhirnya saya mendapat banyak kesempatan untuk bisa bersinggungan dengan budaya-budaya lokal di Indonesia. Tidak hanya saat harus mengerjakan proyek, kecintaan saya dalam membaca buku juga membuat saya secara konsisten terus mencari tahu lebih dalam budaya dan sejarah yang kita miliki.
Hingga pada tahun 2018, saya memegang sebuah buku yaitu "Kakawin Negarakretagama" karya Mpu Prapanca. Akhirnya di pertengahan tahun 2019, saya mulai membaca banyak buku referensi tambahan mengenai Kerajaan Majapahit. Lalu saya membulatkan tekad bahwa saya berniat untuk bertemu dengan penerjemah buku ini dan ternyata orang tersebut tinggal di Sleman, Jogjakarta.
Selama sekitar empat hari saya melakukan riset dan banyak berbincang dengan tim penyadur, melalui obrolan yang kita lakukan disetiap malamnya akhirnya tersebutlah nama Gayatri. Saya pun familiar dengan nama ini karena saya telah melakukan riset mengenai Majapahit melalui buku sebelumnya, tapi dulu hanya sebatas sesosok nenek dari raja ternama dari Kerajaan Majapahit. Entah kenapa malam itu pada saat nama Gayatri disebut rasanya saya langsung tertarik, seperti jatuh cinta untuk pertama kali. Maka dari situ saya mulai menulis sebuah pertunjukan opera dari sudut pandang Gayatri.
Gayatri sendiri adalah seorang perempuan yang hidup di abad ke-13. Ia seorang anak raja dari Kerajaan Singasari yang penuh ambisi untuk bisa menata negara. Hingga akhirnya ayahnya meninggal dunia, lalu ia berjanji untuk meneruskan mimpi ayahnya. Dengan tekad yang bulat, keteguhan hati, dan segala siasat yang ia miliki akhirnya ia berhasil berperan penting dalam pendirian Kerajaan Majapahit bersama dengan Raden Wijaya. Lalu ia terus mengambil peran penting dalam pewarisan tahta kerajaan hingga Kerajaan Majapahit akhirnya dipimpin oleh Hayam Wuruk, cucunya. Meski seharusnya ia bisa naik tahta, tapi ia memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan tersebut.
Gayatri adalah sosok ambisius yang tau kapan ia harus berhenti. Kita bisa belajar bahwa sebagai seorang manusia kita tetap harus mawas diri dan tidak serakah. Pesonanya pun sangat luar biasa, buat saya dia tidak selalu berada di depan tapi dirinya memainkan peran penting bagi sejarah Majapahit. Berdasarkan riset dan diskusi yang saya lakukan, pertunjukan ini berusaha menampilkan sosok Gayatri yang bisa menahan emosi dan ego sebagai wanita dengan banyak pria berkuasa di sekelilingnya. Ia sangat lihai dalam hal negosiasi dan strategi, ia juga tidak pernah lupa jalannya menuju pulang.
Gayatri adalah sosok ambisius yang tau kapan ia harus berhenti. Kita bisa belajar bahwa sebagai seorang manusia kita tetap harus mawas diri dan tidak serakah.
Harapannya melalui pertunjukan ini teman-teman yang akan menyaksikan pada 8 Oktober 2022 nanti bisa setidaknya mengetahui bahwa ada sosok wanita yang berperan sangat penting dalam sejarah negara ini. Perannya sangat besar sehingga kita bisa memiliki sejarah yang sangat baik dan bisa kita banggakan. Harapan kecil lainnya, setelah menonton pertunjukan ini teman-teman mungkin tergerak untuk mampir ke titik pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit atau bisa melipir ke Tulungagung, karena disana juga ada Candi Gayatri. Setidaknya untuk menyaksikan karya-karya leluhur kita.