Society Planet & People

Setetes Kehidupan untuk Sesama

Ketika ditanya, “Kenapa kamu mau jadi relawan donor darah?”, saya justru akan kembali bertanya, “Kenapa tidak?”

Keinginan mendonorkan darah dalam diri tidak datang begitu saja. Berawal dari motivasi untuk melakukan sesuatu demi sebuah perubahan, saya yang masih duduk di bangku kuliah saat itu banyak membaca artikel tentang donor darah. Hingga akhirnya rasa penasaran mengantarkan saya menjadi pendonor untuk pertama kalinya. Sebenarnya kala itu bukanlah kali pertama saya mencoba jadi pendonor. Waktu masih SMA, saya sudah pernah mencoba tapi selalu ditolak dengan berbagai alasan. Entah karena tensi darah terlalu rendah, umur belum mencukupi, atau berat badan tidak masuk kriteria pendonor. Jadi sebenarnya proses menjadi pendonor juga tidak sembarangan. Tidak semua orang bisa mendonorkan darahnya. Tapi penolakan itu tidak menghentikan saya untuk mencoba lagi karena saya merasa menyumbangkan darah bisa menjadi suatu kebaikan yang berharga untuk hidup orang lain.

Darah sangatlah fundamental di segala macam pengobatan. Pasien yang sedang dalam operasi membutuhkan banyak darah. Begitu pula penyakit-penyakit kronis lainnya. Sedangkan PMI tidak selalu punya persediaan kantong darah karena permintaan yang tinggi. Faktanya, dalam satu kali donor darah, sang penyumbang hanya akan diambil kurang lebih 200-350 cc. Ini tergantung dari berat badannya. Lalu setelah dipisahkan antara sel darah merah dan putih, sisa darah yang bisa dipakai kurang lebih 150-180 cc. Sedangkan kalau seorang pasien dalam operasi rata-rata membutuhkan 300-500 cc. Artinya, kalau ia membutuhkan 500 cc darah diperlukan 5 orang untuk menjadi pendonor. Jadi satu orang pendonor hanya memenuhi satu per lima kebutuhan pasien saja. Bayangkan kalau pasien tersebut dalam kondisi kritis dan PMI sedang kekurangan kantong darah. Bagaimana nasibnya? Sedangkan dalam satu keluarga belum tentu golongan darahnya sama.

Kalau saja semakin banyak orang yang rutin mendonor, PMI pasti akan sangat terbantu sekali karena akan punya stok banyak. Apalagi sekarang ini kantong darah sangat dibutuhkan sebab di mana-mana sedang habis. Di PMI pusat sekalipun. Sampai-sampai kalau ada pasien yang butuh kantong darah sang pendonor harus datang ke rumah sakit karena tidak adanya persediaan. Memang, banyak rumor yang sering mengkambing-hitamkan PMI. Masih ada yang beranggapan bahwa PMI sengaja menginformasikan tentang kekurangan kantong darah karena ingin mengambil keuntungan besar. Banyak yang mempertanyakan mengapa PMI menjual kantong darah dengan harga mahal pada pasien padahal darah tersebut didapatkan secara cuma-cuma dari para relawan. Kenyataannya, terdapat biaya operasional yang perlu dikeluarkan dalam proses pengambilan darah. Akan tetapi, bukankah sebenarnya yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menyelamatkan mereka yang membutuhkan ketimbang memikirkan untung rugi?

Akan tetapi, bukankah sebenarnya yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menyelamatkan mereka yang membutuhkan ketimbang memikirkan untung rugi?

Lagi pula, dengan mendonorkan darah kita sebenarnya tidak hanya akan menyelamatkan nyawa seseorang, tapi juga mendapatkan berbagai keuntungan untuk tubuh sendiri. Setiap kali saya mendonorkan darah, keesokan harinya tubuh pasti terasa lebih ringan. Tidak ada pusing atau efek samping apapun. Justru rasa pusing di hari sebelumnya bisa hilang setelah mendonorkan darah. Ternyata setelah saya tanyakan ke dokter, mendonorkan darah bisa memperlancar peredaran darah dalam tubuh kita. Menurut ilmu kedokteran, setiap hari tubuh kita dipaksa untuk terus menghasilkan sel darah baru. Sehingga ketika kita menyumbangkannya, darah dapat mengalir lebih lancar dan ini tentu saja bagus untuk kebugaran tubuh. Bahkan jika jadi pendonor kita sebenarnya mendapat konsultasi gratis tentang kondisi tubuh saat itu. Kalau misalnya setelah diperiksa ternyata dalam tubuh kita ada sesuatu yang mengkhawatirkan, PMI akan menghubungi kita untuk memberikan informasi tersebut. Misalnya kalau ternyata kita punya potensi diabetes atau penyakit lainnya.

Selain itu, setelah mendonorkan darah kita diberikan konsumsi gratis serta diberikan bingkisan vitamin. Sudah tidak keluar biaya apapun untuk berbuat baik, kita justru mendapat banyak manfaatnya. Mungkin selama ini mereka yang belum pernah coba bukan tidak mau tapi tidak tahu betapa bermanfaatnya donor darah. Apalagi kalau tahu yang kita lakukan sangat signifikan bagi orang lain. Tidak peduli aksi ini benar tulus dilakukan atau sekadar untuk mendapatkan pencitraan, mendonorkan darah tetap memberikan efek yang besar untuk sesama kita yang membutuhkan. 

Tidak peduli aksi ini benar tulus dilakukan atau sekadar untuk mendapatkan pencitraan, mendonorkan darah tetap memberikan efek yang besar untuk sesama kita yang membutuhkan. 

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023