Di masa pandemi ini kita tahu bagaimana semua negara terlihat begitu kewalahan mencegah penyebaran virus terjadi. Tidak terkecuali Indonesia yang terasa sedikit terlambat menanggapi masalah ini di awal. Seperti ketika ada pernyataan dari pihak pemerintahan tentang ketidakmungkinan orang Indonesia terkena virus Covid-19. Padahal para ahli sudah memprediksi siapa saja bisa terkena penyakit tersebut. Mengetahui bahwa pemerintah dirasa akan membutuhkan bantuan dalam menanggulangi masalah pandemi, beberapa figur yang menjadi praktisi kesehatan serta bidang-bidang lain yang cukup signifikan dalam penanggulangan krisis ini akhirnya membuat Lapor Covid 19. Merupakan sebuah ruang untuk dapat mengadukan berbagai keluhan warga soal Covid-19, tujuan lembaga non-profit ini didirikan tidak lain untuk berkontribusi dalam melengkapi data demi melahirkan solusi-solusi yang efektif dalam penanganannya.
Warga dapat memberikan informasi seputar pandemi lewat WhatsApp dan Telegram yang kami sediakan. Seperti misalnya melaporkan ada tetangga yang menjadi PDP (Pasien Dalam Pengawasan), ODP (Orang Dalam Pengawasan), yang sudah meninggal atau yang sudah sembuh. Kami menampung semua keluhan warga, mengkategorikan keluhan lalu menyampaikannya pada pihak-pihak terkait seperti instansi pemerintahan atau pelayanan masyarakat agar dapat melakukan verifikasi dan memberikan solusi pada pelapor. Contohnya saja kemarin sempat ada pelapor dari Kabupaten Mandailing Natal di Sumatera Utara. Daerahnya yang cukup jauh dari pusat kota mempersulitnya mendapatkan akses terhadap alat tes. Padahal dia cukup yakin menjadi PDP. Akhirnya kami pun meminta bantuan dari salah satu jaringan media di sana untuk meninjau laporan tersebut serta menghubungi puskesmas agar dapat membantu pelapor mendapat pelayanan kesehatan yang efektif.
Kami menampung semua keluhan warga, mengkategorikan keluhan lalu menyampaikannya pada pihak-pihak terkait seperti instansi pemerintahan atau pelayanan masyarakat agar dapat melakukan verifikasi dan memberikan solusi pada pelapor.
Selain itu tujuan kami juga sebetulnya ingin mengedukasi masyarakat tentang hal-hal yang perlu diluruskan. Misalnya saja informasi data yang disebarkan pemerintah. Kami menemukan jumlah pasien yang meninggal dunia lebih banyak ketimbang jumlah yang diinformasikan pemerintah. Tidak adanya informasi yang akurat membuat kami khawatir masyarakat menganggap remeh, tenang-tenang saja dan enggan menaati peraturan karena melihat angka bahaya yang tidak signifikan. Sehingga data yang kami dapat dari keluhan warga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengisi informasi yang dibutuhkan dan menyadarkan kita semua untuk turut berkontribusi mencegah penyebaran virus. Memang mungkin melihat data dengan jumlah yang tinggi bisa saja memunculkan kecemasan di tengah masyarakat. Tapi kami percaya bahwa data adalah segalanya yang mana juga bisa menjadi senjata memerangi masalah. Data yang akurat dapat menjadi pintu masuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Nantinya kalau bisa diselesaikan dengan cepat akhirnya juga kecemasan itu tidak menjadi berkepanjangan lagi.
Tidak adanya informasi yang akurat membuat kami khawatir masyarakat menganggap remeh, tenang-tenang saja dan enggan menaati peraturan karena melihat angka bahaya yang tidak signifikan.
Kalau saja kita mau belajar dari negara-negara lain, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) memang menjadi salah satu solusi efektif dalam menekan terjadinya penyebaran virus. Sehingga kami merasa memperketat PSBB harus terus didorong. Apalagi kemarin seperti ada tanda bahwa pemerintah berniat untuk melonggarkan PSBB di kala kurva kasus masih tinggi. Masalah lain yang juga harus diselesaikan adalah akses alat tes Covid-19. Para warga yang sudah menemukan gejala terpapar virus harus segera dites. Apabila positif harus langsung menjalani perawatan. Kalau dibandingkan dengan Korea, alat tes mereka sudah bisa mendeteksi positif atau tidak dalam waktu satu hari. Di Indonesia permasalahannya adalah masyarakat harus menunggu cukup lama untuk tahu hasilnya. Seperti di Banyuwangi yang baru dapat mengeluarkan hasil 17 hari. Sudah mereka harus antre panjang ketika tes lalu hasilnya keluar selama itu. Bisa-bisa mereka sudah menularkan ke banyak orang sebelum hasilnya keluar.
Jadi sebenarnya laporan dari warga yang masuk ke platform kami amat penting untuk bisa diolah dan diberikan pada mereka yang berkepentingan dalam pelaksanaan solusi. Hubungan yang baik dengan Gugus Tugas dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) disinyalir juga membantu proses penyelesaian masalah yang dikeluhkan masyarakat. BNPB sendiri sedang mengadakan kampanye Warga Bantu Warga untuk membantu pemerintah yang kewalahan menanggulangi pencegahan penyebaran virus. Pemerintah memang tetap harus menjadi garda terdepan untuk mengimplementasikan kebijakan. Tapi pandemi adalah masalah besar untuk kita semua sehingga masyarakat juga harus aktif untuk berkontribusi sekecil apapun itu. Apakah melaporkan data, menjadi relawan, atau sekadar membantu warga lainnya. Kita harus ingat bahwa menyelesaikan pandemi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Semua serempak harus bekerja bersama mengurangi penyebaran virus.
Pandemi adalah masalah besar untuk kita semua sehingga masyarakat juga harus aktif untuk berkontribusi sekecil apapun itu. Apakah melaporkan data, menjadi relawan, atau sekadar membantu warga lainnya.