Society Planet & People

Perempuan dan Kesetaraan dalam Seni

Ketika membicarakan tentang perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia, saya rasa sudah mulai banyak kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang bersinggungan dan bersuara akan isu ini melalui seni. Beberapa diantaranya adalah Peretas (Perempuan Lintas Batas) atau ada pula Jaringan Seni Perempuan, Koalisi Seni, dan masih banyak lagi. Dalam lingkup tempat tinggal saya, Jawa Timur, juga sudah ada beberapa seniman perempuan yang membahas isu-isu perempuan dan kesetaraan gender, meskipun masih belum bergerak bersama dalam satu kelompok. Ada banyak kelompok seniman perempuan tetapi belum tentu mereka membahas narasi terkait kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Saya dan teman-teman Perempuan Pengkaji Seni, sebagai salah satu ekosistem kesenian bagi perempuan di Jawa Timur berusaha untuk ikut menyuarakan narasi akan isu-isu yang dihadapi oleh perempuan dan kesetaraan.

Menurut saya tantangan yang dihadapi perempuan di Jawa Timur dalam lingkup seni terletak pada kurangnya pemetaan terhadap seniman perempuan yang masih belum terlalu terlihat. Misalnya saja di ranah lembaga-lembaga kesenian pemerintah, katakanlah Dewan Kesenian di Jawa Timur ataupun di Kota Kabupaten, para penentu kebijakan masih didominasi oleh laki-laki. Sehingga ada kecenderungan biasanya perempuan hanya berperan sebagai pelengkap saya bukan sebagai tokoh utama dan suaranya belum setara dengan laki-laki. Maka, kami tidak hanya membicarakan seni untuk seni saja tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat yang bersuara lewat seni. Melalui ketimpangan suara antara perempuan dan laki-laki dan budaya patriarki yang saya rasakan coba disampaikan melalui visual seni yang kami buat.

Kami tidak hanya membicarakan seni untuk seni saja tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat yang bersuara lewat seni. 

Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2022, kami mengadakan event International Women’s Day Surabaya 2022. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan, yang sudah terlaksana adalah webinar bertajuk "Ruang Aman Untuk Semua, Kita Mulai Dari Mana?". Dilakukan secara hybrid. Sebagai acara puncak, pada tanggal 8 Maret juga akan ada orasi di sekitar gedung Balai Pemuda, Surabaya. Kami juga tetap melibatkan seni dalam orasi dengan menggunakan wayang kardus sebagai medium untuk menyampaikan narasi-narasi yang ingin kami suarakan. Wayang kardus yang digunakan nantinya adalah hasil dari workshop yang bekerja sama dengan Perempuan Pengkaji Seni, karena kami percaya bahwa seni bisa terlibat dan mewakili bagaimana kami menyampaikan narasi akan isu-isu perempuan dan kesetaraan gender.

Kami percaya bahwa seni bisa terlibat dan mewakili bagaimana kami menyampaikan narasi akan isu-isu perempuan dan kesetaraan gender.

Tema besar kami di tahun ini adalah “Lawan Diskriminasi Gender #SetaraKitaBerdaya”. Saya dan teman-teman yang terlibat dalam International Women’s Day Surabaya melihat bahwa masih ada diskriminasi gender di sekeliling kita, terutama di Jawa Timur dan Surabaya. Kita masih menemukan banyak kasus pelecehan seksual yang terjadi di kampus hingga pondok pesantren. Kurangnya ruang aman bagi perempuan bahkan di ranah privat ini kami lihat sebagai bentuk kurangnya kesadaran akan kesetaran gender dan budaya patriarki yang ada di Indonesia. Kami harap Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekedar perayaan tetapi juga dapat menjadi sebuat momentum untuk kita bergerak bersama dan menunjukkan bahwa kita bisa menyuarakan isu perempuan dan kesetaraan dengan gerakan yang lebih besar. Pembahasan akan isu perempuan perlu kita normalisasi dan menjadi bagian dari keseharian kita sampai kita merasa mendapatkan kesetaraan sebagai manusia.

Kami harap Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekedar perayaan tetapi juga dapat menjadi sebuat momentum untuk kita bergerak bersama.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023