Society Art & Culture

Merancang Kenormalan Baru

Perbaikan ekonomi yang diperkirakan belum dapat kembali 100% karena adanya pandemi ini berdampak besar bagi berbagai aspek di hidup kita. Adanya perlambatan ekonomi memaksa banyak bisnis gulung tikar. Meski sekarang PSBB sudah mulai dilonggarkan, namun dengan adanya protokol kesehatan yang tetap memiliki efek samping terhadap laju ekonomi bisnis masih belum bisa mengembalikan kita ke kondisi sebelumnya. Dilansir dari The Economist, negara Cina yang sudah lebih dulu mengalami perbaikan saja hanya dapat mengembalikan perekonomian sebesar 90%. Mungkin banyak yang berpikir 10% adalah persentase kecil, tidak banyak berdampak. Sayangnya tidak demikian. Sepuluh persen berdampak besar sekali di berbagai aspek. Termasuk di industri desain.

Banyak pebisnis di berbagai industri yang menurunkan biaya operasional sehingga pengaruhnya bisa sampai ke industri desain yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Contohnya saja restoran dengan kapasitas ruangan yang dikurangi. Ini berarti pendapatan yang masuk pun berkurang. Restoran yang biasanya mungkin memakai vendor desain studio bisa jadi memberhentikan sementara dengan alasan efisiensi. Begitu juga desain studio sendiri yang mungkin jadi harus mengurangi para desainer karena sedikitnya proyek yang dikerjakan. 

Sedangkan kita sebagai desainer tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Kita juga harus bisa memosisikan diri dengan para klien. Inilah tantangannya. Sehingga kita harus bisa memikirkan cara yang optimal untuk kedua belah pihak dengan cara dan biaya yang efisien dan efektif. Sebagai desainer kita tidak hanya bertugas untuk menggambar saja tapi juga membantu klien menemukan solusi yang paling tepat. Oleh sebab itu kita harus bisa berpikir kreatif sambil juga memelajari perilaku manusia agar desain yang kita hasilkan dapat berperan penting di masyarakat dengan biaya yang efisien. Itulah mengapa ada baiknya kita bisa memerhatikan betul masalah apa yang dihadapi sehingga dapat menghasilkan solusi yang tepat sasaran. Misalnya untuk perhotelan, hadirkan desain yang menyampaikan pesan safety di masa pandemi ini. Bisa dengan tanda atau kata-kata yang menandakan bahwa keamanan, kesehatan dan kenyamanan tamu diutamakan di dalam hotel tersebut. Sehingga para tamu tidak khawatir berada di dalamnya.

Kita harus bisa memikirkan cara yang optimal untuk kedua belah pihak dengan cara dan biaya yang efisien dan efektif. Sebagai desainer kita tidak hanya bertugas untuk menggambar saja tapi juga membantu klien menemukan solusi yang paling tepat.

Memahami kondisi yang menantang ini, para desainer memang harus bisa mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi kenormalan baru. Bukan sekadar menyiapkan fisik yang lebih prima agar tidak terserang virus, tapi juga mental dan pikiran kreatif yang dapat meningkatkan ketahanan diri. Utamanya, para desainer harus bisa mengubah pola pikir. Saya mengerti di masa pandemi segalanya terlihat buruk. Banyak orang yang berpikir terlalu berisiko untuk memulai bisnis baru atau sekadar menjalani yang sudah ada. Banyak pula yang bergulat dengan pemotongan biaya dan memperkecil bisnis. Padahal menurut saya kondisi sekarang ini ibarat satu koin dengan dua sisi. Kita bisa melihatnya sebagai masalah atau kesempatan. Dengan mengubah pola pikir kita menjadi pola pikir seorang pionir, kita jadi bisa menciptakan kesempatan baru. Sebagian orang mungkin memilih apa yang ada di depannya saja. Mengikuti pilihan yang ada bukan memilih sendiri apa yang mau dilakukan. Inilah yang harus diubah. 

Padahal menurut saya kondisi sekarang ini ibarat satu koin dengan dua sisi. Kita bisa melihatnya sebagai masalah atau kesempatan. Dengan mengubah pola pikir kita menjadi pola pikir seorang pionir, kita jadi bisa menciptakan kesempatan baru

Sekarang kolam pekerjaan mengecil. Kita tidak bisa pindah ke kolam lain. Tapi kita bisa menciptakan kolam kita sendiri dengan tidak menerima keadaan begitu saja melainkan menciptakan kondisi dan keadaan baru. Tentu akan ada yang berubah. Terutama di urusan operasional. Itulah mengapa kita harus pintar-pintar beradaptasi dengan perubahan. Ini saatnya kita menjadi lebih kreatif. Memikirkan apa yang belum pernah dilakukan orang lain dengan langkah yang tetap efisien. Misalnya dengan memelajari kemampuan selain tentang desain. Kalau dulu kita hanya bisa membuat desain 3D, sekarang kita harus melengkapi diri dengan kemampuan berkomunikasi atau marketing, misalnya. Sehingga perusahaan atau para pebisnis dapat melirik kita mengerjakan proyeknya. Kita sebagai desainer harus memahami prioritas terbesar klien. Barulah nantinya kita bisa diperhitungkan sebagai aset mereka.

Self-motivation juga perlu ditumbuhkan dalam diri setiap desainer. Sekarang ini saya melihat banyak orang yang kesulitan menemukan motivasi ketika harus bekerja di rumah. Ada yang bilang, “Ah tugas saya tidak pernah diperiksa. Jadi saya kerja sambil nonton TV saja” atau “Terasa kerja sendirian di rumah, tidak seru”. Alasan-alasan ini akhirnya mengurangi motivasi mereka untuk terus maju dan berkembang. Sedangkan seseorang yang bisa berjuang melewati segala tantangan adalah seseorang yang disiplin. Tahu kapan harus kerja, target apa yang harus dicapai, dan sebagainya. Work from home atau bekerja di rumah setelah ini pun masih akan terus berlanjut. Akan ada banyak perusahaan yang terus memberlakukan work from home dengan alasan efisiensi dan efektivitas. Sehingga kalau kita tidak membiasakan diri bekerja sendiri, menghadirkan self-motivation kita akan sulit berkomitmen untuk tetap produktif. Akhirnya tidak akan memberikan kontribusi apapun terhadap klien atau perusahaan sendiri. 

Sedangkan seseorang yang bisa berjuang melewati segala tantangan adalah seseorang yang disiplin. Tahu kapan harus kerja, target apa yang harus dicapai, dan sebagainya.


Kemampuan observasi juga tidak kalah pentingnya. Sebagai desainer kita harus bisa melakukan observasi mendalam tentang sebuah informasi. Tidak asal mengambil informasi saja tapi juga harus mampu memroses dan menganalisa agar dapat jadi sebuah insight yang dapat dikembangkan menjadi ide atau solusi. Kurangnya proses observasi ini membuat kita jadi kurang kreatif. Singkatnya, di masa yang penuh dengan ketidakpastian ini kita harus bisa menemukan cara berjuang kita sendiri. Jadilah kreatif dalam menyelesaikan masalah. Pikirkan efisiensi di setiap solusi. Jika sekarang kita tidak mendapatkan pekerjaan desain yang sesuai dengan latar belakang atau pengalaman coba cari pilihan lain. Terdapat banyak sekali kesempatan di berbagai bidang lain yang membutuhkan desainer. Mulai dari industri media, exhibisi, hingga retail.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023