Society Science & Tech

Menyatukan Teknologi dan Manusia

Sewaktu kecil tinggal di Wamena, Papua, hampir setiap hari saya menyaksikan pesawat lepas landas. Rumah kami berada amat dekat dengan bandara kecil di sana sehingga saya bisa menikmati adegan itu dengan mudah. Selama menyaksikan terbang dan mendaratnya sejumlah pesawat saya bertanya-tanya sendiri, “Bagaimana serangkaian besi ini bisa mengantarkan orang dan barang keluar masuk Wamena, ya?”. Kemudian saya pun ingat dulu sering bertandang ke kebun tebu dan melihat banyak orang-orang yang bekerja di sana melukai tangannya sendiri karena daun tebu yang tajam. Dalam hati saya berpikir, “Apakah tidak ada cara yang lebih mudah untuk mengambil hasil tebu ini? Apakah tidak ada teknologi yang bisa memudahkan para pekerja memanen tanpa harus terluka?”. Lambat laun, berbagai pertanyaan tentang teknologi terus muncul di kepala. Hingga pada saat duduk di bangku SMA saya mendapat kesempatan merantau ke Jakarta untuk eksplorasi pengetahuan tentang teknologi. Akhirnya saya percaya bahwa dengan teknologi pekerjaan-pekerjaan sulit di pertanian yang saya amati dulu bisa diselesaikan. 

Akhirnya saya percaya bahwa dengan teknologi pekerjaan-pekerjaan sulit di pertanian yang saya amati dulu bisa diselesaikan. 

Motivasi tersebut membuat saya punya keinginan kuat untuk berkutat di industri teknologi khususnya di robotik agar bisa menyatukan kehebatan manusia dan teknologi. Terlebih dengan memelajari teknologi saya yakin bisa memajukan Papua juga. Apalagi Papua dengan keragaman alamnya pasti membutuhkan teknolog-teknologi tertentu yang dapat membantu masyarakatnya produktif dalam mengelola perkebunan atau pertanian. Sebenarnya tidak hanya di Papua saja. Kita pasti tahu Indonesia punya potensi besar di industri agrikultur. Kita dari dulu dikenal sebagai penghasil pangan yang diekspor ke berbagai negara. Namun belakangan saya khawatir Indonesia seperti kurang produktif dalam mengolah hasil buminya. Bisa jadi ini disebabkan oleh kurangnya peralatan yang mumpuni. Perlu diakui memang negara kita masih cukup tertinggal dalam penggunaan teknologi untuk mengolah hasil tani. Kita masih menggunakan cara-cara tradisional dalam pengolahan pertanian atau perkebunan. 

Memang akan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi ketika kita berusaha menyatukan kehidupan manusia dengan sentuhan teknologi. Sebagian orang bisa merasa terancam karena pekerjaanya berpotensi diambil-alih oleh robot. Padahal tidak begitu. Contohnya komputer. Di awal manusia menciptakan komputer dan menggunakannya dalam hidup sehari-hari, sebagian orang khawatir kehilangan pekerjaan yang nantinya dilakukan oleh komputer. Nyatanya tidak. Komputer justru memberikan sistem yang membantu manusia bekerja lebih produktif. Sama seperti sistem robotik yang memiliki unsur komputer. Harapan saya mengembangkan sistem robotik bukanlah untuk mengeliminasi petani tapi agar mereka dapat bekerja dengan aman karena adanya teknologi yang mencegah terjadinya risiko kecelakaan kerja. 

Harapan saya mengembangkan sistem robotik bukanlah untuk mengeliminasi petani tapi agar mereka dapat bekerja dengan aman karena adanya teknologi yang mencegah terjadinya risiko kecelakaan kerja. 

Tapi saya akui kemajuan teknologi seringkali terhambat karena penggunaan yang rumit untuk manusia. Apalagi mereka yang belum terekspos dengan modernisasi. Oleh sebab itu, saya sebagai praktisi bertugas untuk memberikan penyuluhan praktik bukan sekadar teori pada mereka. Misalnya dengan menunjukkan alat yang sederhana dulu lalu melihat apakah bisa diterima atau tidak. Kalau sudah bisa diterima baru perkenalkan mereka alat yang lebih canggih dari itu. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka bisa menerima dan hidup berdampingan dengan teknologi dalam rangka produktivitas kerja. Di Papua sendiri sumber daya manusianya memang masih terbilang kurang. Masih belum banyak orang yang melirik teknologi untuk dipelajari. Padahal kemajuan peradaban manusia ditandai dengan kehadiran teknologi.

Berkata demikian saya tetap meyakini teman-teman Papua punya potensi besar memajukan daerahnya dan negaranya. Sudah banyak teman-teman yang berpendidikan tinggi dan mengolah beragam sektor. Meski masih belum cukup karena untuk berkembang kita butuh lebih banyak sumber daya manusia yang berpendidikan. Kini pemerintah pun sudah mendukung kemajuan ini sehingga saya yakin teman-teman Papua sudah berada dalam perjalanan memajukan negeri. Jika bisa berpesan saya berharap teman-teman Papua tetap percaya diri pada kemampuannya. Jangan takut untuk jadi “aneh”. There is a saying: if everything looks normal, it’s not normal. Artinya adalah ketika kita jadi “aneh” berarti kita melakukan sesuatu yang berbeda dan mungkin saja itu menjadi terobosan. Kita juga harus bisa menetapkan gol yang tinggi sebab dengan begitu kita bisa terus punya motivasi meraihnya. Jangan sampai daerah terpencil dan tertinggal membuat kita pupus harapan dan begitu saja pasrah menerima keadaan. 

Kita juga harus bisa menetapkan gol yang tinggi sebab dengan begitu kita bisa terus punya motivasi meraihnya. Jangan sampai daerah terpencil dan tertinggal membuat kita pupus harapan dan begitu saja pasrah menerima keadaan. 

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023