Beragam ketakutan dan kekhawatiran akan selalu muncul di tengah-tengah krisis yang terjadi dalam kehidupan manusia. Tidak terkecuali di kala krisis yang sedang kita alami saat ini. Selain kekhawatiran akan kesehatan terdapat pula kebimbangan akan terombang-ambingnya masa depan. Bagaimana tidak? Situasi ekonomi yang kian hari disiarkan semakin memburuk telah memberikan dampak pada masyarakat. Sudah bukan rumor lagi bahwa banyak dari kita kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Lebih parahnya lagi adalah tidak adanya kepastian kapan ini semua selesai bisa berpotensi menjadi alasan terjadi destruksi yang lebih parah di sekitar kita.
Bayangkan mereka yang punya keluarga, cicilan rumah dan mobil tapi tidak punya pekerjaan dalam kondisi hampir kehilangan harapan sebab tidak ada yang bisa memprediksi kapan situasi membaik. Semua orang gelisah dengan masa depannya, tidak tahu-menahu kejelasannya. Rasanya setiap hari digeluti dengan pertanyaan bagaimana saya dapat menyambung hidup dalam jangka waktu yang tidak pasti? Faktanya, masalah ekonomi ini bisa jadi kronis yang mengakibatkan adanya kerusuhan seperti yang lalu-lalu.
Faktanya, masalah ekonomi ini bisa jadi kronis yang mengakibatkan adanya kerusuhan seperti yang lalu-lalu.
Di sisi lain sudah banyak pula pihak yang terpanggil untuk membantu. Dukungan moral dan donasi uang serta kebutuhan pokok juga alat-alat kesehatan sudah didistribusikan pada mereka yang membutuhkan. Panggilan kemanusiaan disuarakan kencang sekali sampai menjadi sebuah tren. Orang berlomba-lomba memberikan bantuan dan menunjukkan sisi kemanusiaan. Mulai dari donasi untuk para ojek online sampai ke komunitas masyarakat di bawah garis kemiskinan sudah sampai dengan beragam cara yang berbeda. Namun mungkin belum banyak yang fokus di area yang terlupakan yaitu pada sekelompok orang yang terkena pemutusan hubungan kerja sepihak sampai tak lagi punya penghasilan bulanan. Kita tahu dari lembaga pemerintah juga tidak bisa langsung turun dan butuh waktu yang cukup untuk mendistribusikan bantuan secara tepat. Oleh sebab itu seperti perlu ada sebuah gerakan praktis yang dapat menolong mereka secara langsung.
Panggilan kemanusiaan disuarakan kencang sekali sampai menjadi sebuah tren. Orang berlomba-lomba memberikan bantuan dan menunjukkan sisi kemanusiaan
Berdasar pada pemikiran tersebut, kami yang juga memiliki pengalaman yang serupa, mendadak kehilangan penghasilan, mengumpulkan segelintir orang untuk saling membantu satu sama lain dengan nasib sama. Kami berpikir nosi kemanusiaan yang tengah menjadi tren di antara kita dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kolektif. Sebab kalau mau dipikirkan lebih dalam lagi kita semua adalah bagian dari komunitas besar di kota ini mengapa tidak saling merawat karena sebenarnya itu tanggung jawab kita juga untuk bisa menciptakan harmoni. Lahirlah gerakan sosial yang kami namakan Bagi Rata di mana kami mengajak mereka yang masih memiliki stabilitas kerja dan penghasilan untuk menyisihkan sedikit kekayaan pada mereka yang kehilangan penghasilan. Sekecil apapun itu bisa digunakan untuk perpanjangan napas mereka sedikit saja.
Berbeda dengan gerakan atau organisasi sosial lainnya, penyaluran dana yang dilakukan di dalam aplikasi Bagi Rata tidak dikumpulkan di satu rekening kemudian baru dibagikan. Bagi Rata hanyalah menjadi jembatan untuk para pemberi dan penerima dana bertemu selayaknya aplikasi kencan online. Memang terdapat sistem kurasi penerima dana yang kami lakukan. Mulai dari verifikasi data identitas sampai latar belakang kondisi mereka. Kami berusaha untuk membuat data kualitatif yang dapat menjadi pertimbangan para pemberi dana. Sehingga mereka para pemberi dana dapat menentukan sendiri apakah penerima yang kami pertemukan lewat pencarian acak cocok dengan kriteria mereka. Dengan begitu mereka bisa langsung menelusuri asal muasal orang tersebut apakah memang benar-benar membutuhkan dan dapat memanfaatkan dana secara tepat atau tidak.
Kami memang tidak bisa memastikan apakah dana yang mereka terima akan dipergunakan seharusnya atau tidak. Sebab seperti keberadaan teknologi di aspek kehidupan lainnya, setiap orang bisa memanfaatkan teknologi untuk hal baik atau buruk. Tergantung masing-masing pribadi. Tapi paling tidak gerakan ini bisa memberikan sense of urgency. Mendorong orang-orang yang masih punya pekerjaan tetap dan kondisi ekonomi yang lebih baik merasa ada situasi gawat di masyarakat kita. Kami percaya di masa-masa seperti ini banyak orang yang lebih berpikir untuk memaksimalkan bantuan yang didapatkan untuk keperluan dasar mereka ketimbang menggunakannya untuk kebutuhan sekunder apalagi tersier. Kebetulan juga kami memberikan persyaratan pada para penerima untuk hanya menginformasikan kebutuhan minimum untuk sekian bulan. Sehingga kami berharap itu dapat memberikan mereka kesadaran untuk tetap mencari cara bertahan hidup tidak memanfaatkan momen ini berkelanjutan sampai harus menunggu orang lain yang menyantuni. Sistem penyaluran dana pun tidak langsung mencapai minimum angka yang ditaruh dalam profil mereka. Kami berupaya seadil mungkin untuk dapat membagi rata kesempatan setiap orang untuk mendapatkan bantuan.
Kami percaya di masa-masa seperti ini banyak orang yang lebih berpikir untuk memaksimalkan bantuan yang didapatkan untuk keperluan dasar mereka ketimbang menggunakannya untuk kebutuhan sekunder apalagi tersier.