Society Lifehacks

Menebarkan Getaran Positif

Handry Satriago

@handrysatriago

Pemimpin Perusahaan Energi

Sesuatu yang mengingatkan kembali bahwa kita adalah manusia menjadi hal yang penting. Bahwa sedih dan cemas itu tidak apa-apa, terutama di masa sekarang kita sedang mengalami ketidakjelasan. Tapi kita tidak bisa menghidupi kecemasan itu terus-terusan. Kita harus beradaptasi dan berupaya untuk mulai berpikir dan melakukan sesuatu. Let’s connect with people, let’s help other people, let’s learn. Saya merasa di saat-saat seperti ini di mana kita harus berada di rumah lebih banyak, belajar itu menjadi amat penting. Entah belajar menguasai yang sudah kita tahu ataupun belum. Waktu yang kita punya banyak dan sayang sekali kalau sampai terbuang hanya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan dampak positif pada kehidupan kita.

Waktu yang kita punya banyak dan sayang sekali kalau sampai terbuang hanya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan dampak positif pada kehidupan kita.

Belakangan kita sedang mengalami infodemi. Banyak konten berita yang disebarkan oleh pihak-pihak yang hanya mementingkan kejar tayang. Tidak dicek dulu sampai-sampai bisa dipertimbangkan sebagai hoax (berita bohong). Saya saja yang merasa cukup sibuk masih bisa terpengaruh berita-berita negatif. Masih bisa terpapar dan merasa lelah sekali membaca berita-berita yang belum tentu semuanya benar. Apalagi mereka yang di rumah saja tapi tidak memiliki banyak kegiatan dan tidak berada dalam situasi produktif. Pasti mudah sekali terpapar pada pemikiran yang tidak baik. 

Saya melihat banyak orang yang menggunakan media sosial tapi tidak memanfaatkan. Secara tidak sadar semakin sering di rumah mereka semakin banyak bergelut dengan media sosial yang bisa membuatnya tidak produktif. Lama-lama justru tidak membuat maju, malah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Selain mengonsumsi konten yang meningkatkan kecemasan, banyak juga yang membuat dan menyebarkan konten negatif hanya karena iseng. Saya rasa mereka melakukan itu karena tidak punya kerjaan. Kalau mereka sibuk dalam aktivitas produktif, tidak mungkin mereka punya waktu untuk bergelut dalam hal-hal yang tidak membuat mereka berkembang. Sangat disayangkan sekali media yang bisa membuat kita belajar untuk kemajuan malah tidak digunakan. Padahal di saat seperti sekarang kita harus dapat menyeimbangkan paparan infodemi tadi dengan pikiran dan perilaku positif. 

Sangat disayangkan sekali media yang bisa membuat kita belajar untuk kemajuan malah tidak digunakan. Padahal di saat seperti sekarang kita harus dapat menyeimbangkan paparan infodemi tadi dengan pikiran dan perilaku positif. 

Sehingga produktivitas dirasa sangat penting. Semakin lama kita dilenakan dengan situasi work from home, semakin kurang produktivitas kita. Namun yang paling seram adalah ketika kita tidak menggunakan waktu sekarang untuk belajar sesuatu. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, “Saya membuang waktu buat apa?” Pertanyaan tersebut selalu membuat saya berpikir untuk tidak menghabiskan waktu tidak melakukan apa-apa. Seram sekali kalau sampai saya tidak produktif. Sehingga saya berusaha untuk mengisi celah-celah kebosanan dengan menyebarkan positive vibe. Hanya saja mau mengajarkan orang ilmu saya belum cukup. Jadi saya baru bisa dalam tahap berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran yang mana semuanya adalah untuk bahan diskusi bukan untuk mengajarkan orang lain. 

Kemudian suatu hari saya sedang membaca kembali buku saya yang berjudul #Sharing dan Sharing 2. Kedua buku ini berisikan perjalanan hidup saya yang menceritakan berbagai pengalaman dan pikiran positif. Saya pikir kenapa tidak sharing pengalaman ini pada orang lain lewat media sosial. Akhirnya saya coba-coba menggunakan fitur Live di Instagram dan membacakan kalimat-kalimat dalam buku saya itu. Kalau tidak salah waktu itu sekitar pukul 10 malam. Saya cukup terkejut masih banyak orang yang aktif malam-malam. Pikir saya seru juga mungkin bisa sharing hal-hal positif di waktu-waktu orang sering mendapat pikiran buruk. Mungkin kita suka tidak sadar ketika siang hari membaca berita jelek malamnya jadi suka berpikir aneh-aneh. Jadilah saya terdorong untuk menyebarkan positive vibes di malam hari. Mulailah membuat seri IG Live yang saya beri judul Bedtime Stories. Dari yang hanya sekadar membacakan cerita, lalu kolaborasi dengan Mba Reda Gaudiamo untuk menyumbang lagu.

Mungkin kita suka tidak sadar ketika siang hari membaca berita jelek malamnya jadi suka berpikir aneh-aneh.

Setelah melihat beberapa hari pertama ternyata ada sekitar 500 orang yang melihat bergabung di sesi itu. Saya pikir, “It is not bad”. Baik sekali bukan kalau kita bisa berbagi hal-hal positif kepada 500 orang? Kemudian dalam perjalanannya teman-teman lain pun mau diajak sharing bersama. Mulai dari Maudy Koesnaedi, Riri Reza, Mira Lesmana, Prisia Nasution dan banyak lagi sederetan nama figur publik lainnya. Tanpa sadar sudah bergulir satu bulan dan semoga ini bisa memberikan dampak positif pada lebih banyak orang supaya kita tidak cuma mengeluhkan saja kondisi yang menantang ini tapi bisa terpapar pemikiran-pemikiran positif. 

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023