Sedari anak saya masih kecil, saya sering sekali mengajaknya ke museum dan menceritakan sejarah revolusi. Harapannya adalah sejarah bisa jadi salah satu hal besar yang memengaruhi pembentukan karakternya sebagai manusia juga masa depannya. Tidak heran kini anak saya memiliki ketertarikan yang sama soal sejarah serta bisa pemikiran yang serupa meski kami terpaut umur yang jauh.
Budaya dan sejarah sangatlah penting untuk hidup kita. Tanpa ada keduanya, kita tidak lagi punya identitas berkebangsaan. Sebuah bangsa memang perlu terbuka. Tapi tanpa akar yang kuat, kita bisa kehilangan identitas dan karakter kebangsaan. Oleh sebab itu, bagi saya amatlah penting untuk menyebarkan budaya dan sejarah. Belakangan saya sedang membuat galeri sejarah Surakarta. Sejarah Surakarta, menurut saya, harus disebarluaskan. Masyarakat Indonesia, terutama orang Solo sendiri, harus tahu bagaimana Surakarta menjadi basis kota revolusi. Bahkan kisah kesejarahan kota ini berkaitan dengan perubahan Indonesia menjadi sebuah negara republik.
Budaya dan sejarah sangatlah penting untuk hidup kita. Tanpa ada keduanya, kita tidak lagi punya identitas berkebangsaan.
Awal mula saya tertarik untuk lebih dalam mengulik budaya dan sejarah adalah ketika mengambil program kajian wilayah Amerika untuk gelar pascasarjana. Saya merasa seakan terhubung sekali dengan filsafatnya, sistem edukasinya, serta pembentukan karakter kebangsaannya. Kemudian saya merefleksikan yang dipelajari pada diri sendiri dan mempertanyakan kalau saya sebagai orang Indonesia seperti apa karakter saya. Setelah mencari tahu lebih banyak, saya semakin mencintai budaya Indonesia. Budaya ternyata adalah yang membentuk karakter kebangsaan kita sebagai orang Indonesia.
Sebagai perempuan, menurut saya kita harus pintar dan berpendidikan. Tidak hanya pintar di sekolah saja tapi di pergaulan dan di mana saja. Kita tidak boleh berhenti belajar, mendengarkan, berpikir dan berubah. Sejatinya, belajar merupakan sebuah kekuatan untuk seorang perempuan karena ia yang akan mendidik generasi penerus. Seorang perempuan yang terdidik dengan baik bisa mendidik anaknya hingga bisa memiliki keinginan besar dan motivasi. Ini hanya bisa terjadi jika ia memiliki pendidikan, pintar di pergaulan dan mengenal lingkungannya. Jadi ia bisa belajar mana yang kurang baik untuknya. Setiap wanita harus punya keinginan untuk maju dan ini terkadang memang berat. Tapi untuk berada di atas memang butuh perjuangan. Tidak bisa kita hidup enak-enak untuk bisa sampai di atas.
Belajar merupakan sebuah kekuatan untuk seorang perempuan karena ia yang akan mendidik generasi penerus.
Dalam prosesnya pemikiran positif juga dibutuhkan. Kita harus percaya bahwa semua kejadian yang terjadi pasti ada sisi positifnya. Ketika kita sudah bisa jadi orang yang positif, kita bisa lebih mindful atau hidup berkesadaran. Kesadaran tersebut termasuk bagaimana kita memaknai kekayaan. Bagi saya pribadi, kekayaan adalah sebuah kelebihan yang tidak terbatas pada harta. Kelebihan bisa berupa empati. Seperti ada pepatah Jawa berkata: Ojo Rumongso biso tapi biso rumongso. Maksudnya adalah mengapa kita harus merasa sombong? Jadilah orang yang rendah hati karena kekayaan ada di dalam hati kita. Percuma jika kita punya materi atau intelektual yang tinggi tanpa rendah hati dan empati. Itu sama saja kita tidak punya kekayaan.
Jadilah orang yang rendah hati karena kekayaan ada di dalam hati kita.
Bagi bangsa ini, masa lalu adalah kekayaan. Jadi masa lalu harus digali. Baiknya kita jangan terpesona dengan sesuatu yang baru tanpa tahu kekayaan yang kita punya di masa lalu. Tanpa masa lalu kita hanya akan jadi seseorang yang ikut-ikutan. Tapi kalau kita sadar akan kekayaan bangsa ini maka kita akan memiliki akar yang kuat. Pemahaman kekayaan semacam ini juga saya tanamkan pada anak saya. Utamanya tentang kekayaan yang berasal dari dalam. Saya mengingatkannya bahwa mengenal sejarah dan budaya adalah langkah untuk mengenal diri sendiri.
Mengenal sejarah dan budaya adalah langkah untuk mengenal diri sendiri.