Society Planet & People

Memajukan Perempuan

Perempuan Indonesia adalah perempuan-perempuan yang berbakat dalam pembangunan bangsa. Sebagai seseorang yang bergerak di bidang sociopreneur, makin ke sini saya makin banyak mendapati perempuan yang menjadi inisiator program pemberdayaan, baik  untuk saling memberdayakan perempuan, maupun kelompok rentan. Akan tetapi, berbicara mengenai gender equality, tentu dalam sektor ini kita masih perlu punya banyak keterwakilan perempuan untuk lebih berani atau memiliki inisiatif untuk membangun bisnis yang tidak hanya sekedar mencari keuntungan, tapi juga memberi dampak. Karena untuk memecahkan permasalahan sosial yang ada, kita perlu sikap solidaritas gotong royong. Inilah kuncinya untuk perempuan melakukan perubahan.

Permasalahan paling besar yang menghambat perempuan Indonesia berkembang saat ini, terutama di masa pandemi adalah literasi digital. Kita dihadapi dengan kebutuhan adaptasi yang berbeda dengan sebelumnya. Misalnya dulu terbiasa bertemu langsung saat arisan, sekarang karena dalam situasi pandemi, kita jadi harus menggunakan teknologi untuk menjadi dekat dengan teman-teman. Tidak hanya itu saja, tuntutan perempuan untuk melek teknologi saat ini menjadi amat penting. Bagaimana caranya supaya perempuan tidak gaptek, itu adalah permasalahan yang kita hadapi bersama. Bayangkan saja, mulai dari mengajari anak belajar melalui sistem pembelajaran online, berbelanja di ecommerce, memesan transportasi online, hingga bekerja dan bersosialisasi jarak jauh, semuanya membutuhkan kemampuan literasi digital yang baik. Namun, belum tentu semua perempuan mampu mencerna teknologi digital ini dengan cepat. Oleh karenanya, diperlukan edukasi dan sosialisasi untuk mereka dapat beradaptasi dengan apa yang terjadi.

Permasalahan paling besar yang menghambat perempuan Indonesia berkembang saat ini, terutama di masa pandemi adalah literasi digital.

Kadang perempuan suka menyerah dahulu sebelum mencoba. Misalnya sedikit-sedikit berkata, “aduh, aku gaptek, yang lain saja, lah, yang melakukannya.” Hambatan-hambatan untuk maju tersebut banyak datang dari diri sendiri juga. Jadi, bagaimana sebaiknya kita sesama perempuan untuk membantunya? Kita dukung mereka.

Hidup itu seperti roda yang berputar. Ada kalanya kita di atas, ada kalanya di bawah. Saat kita di atas, kita perlu membantu mereka yang ada di bawah, sehingga saat kita di bawah, orang pun tidak segan untuk menolong kita juga. Laki-laki biasanya cenderung lebih kompetitif dan supportif. Perempuan biasanya lebih kolaboratif. Inilah yang membuat women empower women menjadi penting, karena perempuan memiliki naluri untuk merangkul, mengayomi, dan membantu sesama.

Laki-laki biasanya cenderung lebih kompetitif dan supportif. Perempuan biasanya lebih kolaboratif.

Mungkin sebagai perempuan kita pernah mendengar stigma yang berkata bahwa perempuan ujung-ujungnya harus memilih. Entah itu memilih karir, pendidikan, atau keluarga, rasanya perempuan dianggap tidak bisa memilih semuanya. Padahal, perempuan biasanya memiliki kemampuan emotional intelligence yang baik. Jadi sebenarnya, perempuan bisa melakukan semuanya, asal mampu mengatur prioritas mana yang perlu dilakukan terlebih dahulu mana yang tidak. Terlepas dari itu semua, sebelum mendengarkan apa kata orang lain mengenai dirinya, perempuan harus menanyakan ke diri sendiri terlebih dahulu: apa pilihan ini membuat saya bahagia? Apa yang saya butuhkan?

Perempuan bisa melakukan semuanya, asal mampu mengatur prioritas mana yang perlu dilakukan terlebih dahulu mana yang tidak.

Kadang, semua hal bisa terlihat indah dan menarik, tapi belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita. Bagaimana kita bisa mengontrol emosi kita, pikirkanlah dengan logika. Sebagai perempuan kita akan berbagi peran menjadi seorang ibu, istri, teman yang baik, tetangga yang baik, dan lain sebagainya. Apa yang menjadi prioritas kita? Itu yang bisa didahulukan sambil mengerjakan hal lain yang kita sukai juga.

Fenomena multi peran yang dihadapi perempuan memang rawan membuat emosi kita jadi tertumpuk. Misalnya urusan rumah belum selesai, sudah berganti peran ke urusan lainnya. Sehingga, fleksibilitas kita sebagai perempuan sangat dibutuhkan di sini. Jadilah easy going dan jangan berusaha untuk menjadi sempurna di segala hal, karena tidak ada yang namanya sempurna. Berusaha saja menjadi yang terbaik, dan kembali lagi, jadilah diri sendiri. Fokus dengan apa yang ingin kita lakukan. Jangan hiraukan perkataan orang bila kita percaya dengan apa yang tengah kita lakukan adalah yang terbaik.

Jangan berusaha untuk menjadi sempurna di segala hal, karena tidak ada yang namanya sempurna. Berusaha saja menjadi yang terbaik, dan kembali lagi, jadilah diri sendiri.

Meski demikian, kita pun tidak bisa hidup sendirian. Jadi, jangan terlalu egois merasa kita bisa melakukannya sendiri. Saat kita sedang merasa kesulitan, sampaikan saja. Perempuan cenderung suka berkata “I’m okay”, padahal biasanya dirinya sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana orang akan membantu bila mereka tidak tahu kita membutuhkan pertolongan?

Di sinilah pentingnya peran mentor, sponsor, dan network yang kita miliki. Carilah mentor, teman, dan pasangan yang tepat. Mereka semua akan membentuk kita menjadi perempuan yang berkarakter. Kelilingi diri kita dengan energi positif dari orang-orang yang tepat. Kalau lingkungan kita tepat, kita akan jadi pantulan cahaya sosok-sosok lain yang berkarakter juga.

Kelilingi diri kita dengan energi positif dari orang-orang yang tepat. Kalau lingkungan kita tepat, kita akan jadi pantulan cahaya sosok-sosok lain yang berkarakter juga.

Tidak luput juga, berhenti bandingkan diri kita dengan orang lain karena setiap perempuan punya karakter yang berbeda. Sayangi diri sendiri. Tidak apa-apa menjadi berbeda karena justru dengan menjadi berbeda, diri kita bisa lebih terlihat. Menjadi perempuan lebih berkarakter adalah tentang bagaimana kita bisa memimpin diri kita sendiri. Kalau kita bisa memimpin diri sendiri, maka kita bisa memimpin orang lain, atau perempuan lain, ke arah yang lebih baik juga. Jadi, mari saling memajukan teman-teman kita sesama perempuan.

Menjadi perempuan lebih berkarakter adalah tentang bagaimana kita bisa memimpin diri kita sendiri.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023