l'histoire se répète atau sejarah akan terulang kembali agaknya menurut saya sangat tepat. Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan rangkaian kejadian dan peristiwa dalam bingkai waktu dan tempat, kita seringkali tidak sadar bahwa rangkaian kejadian dan peristiwa tersebut layaknya seperti roda yang berputar dan terus berulang kembali. Saya jadi teringat kalimat yang dilontarkan oleh Philip Guedalla (1889-1944), seorang pop kultur asal Inggris, yang mengatakan, ”Sejarah berulang dengan sendirinya.” Sayangnya, alam sadar dan alam bawah sadar kita terlalu rigid sehingga tidak terlalu mengindahkan proses alamiah ini.
Awalnya, saya kurang tertarik dengan sejarah. Hanya saja, saya sedikit beruntung karena mendapat pelajaran sejarah dari salah seorang guru saya di SMA 1 Sukatani yang kemudian mengubah perspektif saya tentang peristiwa di masa lalu yang sangat berguna untuk masa depan. Beliau berusaha menyampaikan pada saya bahwa sejarah sebenarnya adalah peristiwa alamiah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan akan terus berulang kembali dalam rentang waktu yang berbeda. Berawal dari mengejar Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) untuk Perguruan Tinggi melalui sejarah yang justru tidak saya dapatkan, kini saya fokus dalam mengenalkan sejarah melalui Komunitas Historia Indonesia (KHI).
Melalui komunitas, saya merasa bahwa upaya mengenalkan masyarakat untuk melek sejarah yang menjadi tujuan saya akan mudah tersampaikan. Ditambah lagi kini kita memasuki era digital dengan basis internet yang menurut hemat saya akan sangat membantu dalam menyadarkan kembali pentingnya sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasa dewasa ini kita terlalu alergi untuk menengok kembali ke belakang mengenai masa lalu sebagai landasan dalam bergerak untuk masa depan. Padahal kalau kita ibaratkan, mengendarai mobil atau motor yang bergerak maju saja kita perlu sesekali untuk melihat kaca spion supaya kita tidak menabrak kendaraan di sekitar kita. Kalau saja konsep mengendarai kendaraan ini kita terapkan, saya yakin dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan menyalahi kondisi dan situasi yang ada atau bahkan menabrak hal-hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan.
Tidak hanya itu, saya ambil contoh seorang pebisnis dalam aktivitas bisnisnya. Seorang pebisnis tersebut pasti memerlukan data historis guna memproyeksikan sejauh apa bisnis yang akan dikembangkan dan seberapa besar pertumbuhan keuntungan yang hendak diraih. Begitu pentingnya data historis bagi perencanaan, landasar, dan koridor untuk masa depan. Namun sayangnya lagi-lagi kita hanya sadar sejarah sangat berguna kalau sejarah itu berdampak besar dan berkaitan langsung dengan diri kita. Selebihnya sejarah menjadi bagian usang yang sudah berlalu.
Sayangnya kita hanya sadar sejarah sangat berguna kalau sejarah itu berdampak besar dan berkaitan langsung dengan diri kita. Selebihnya sejarah menjadi bagian usang yang sudah berlalu.
Kini, kita dihadapkan pada era revolusi industri 4.0 yang menjadikan data sebagai basis utama dan digital sebagai sarana. Jika dikaitkan dengan konteks kesejarahan, kita seharusnya secara sadar mulai mengelola dan menginventarisir peristiwa atau kejadian sebagai basis data yang sewaktu-waktu dapat kita gunakan apabila peristiwa atau kejadian tersebut terulang kembali. Namun demikian, saya beranggapan bahwa sejarah sebagai peristiwa yang masih jauh dari persepsi kita dan masih terlalu mengudara, belum membumi. Hal ini yang saya rasa menyebabkan sejarah ditinggalkan dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting. Ini juga yang memicu saya untuk lebih bergiat dalam menyampaikan sejarah dengan metode kekinian agar dekat dengan masyarakat dan mengajak kaum milenial untuk bergiat bersama guna memperhatikan sejarah, terutama sejarah bangsa Indonesia melalui Komunitas Historia Indonesia. Berbagai hal kami lakukan melalui wadah komunitas ini, di antaranya diskusi dan seminar, serta menuliskan kembali peristiwa bersejarah agar dapat menjadi basis data di masa mendatang hingga mengunjungi situs-situs bersejarah. Menurut saya, hal ini hanyalah hal kecil yang dapat saya lakukan dalam upaya mengenalkan masyarakat pada sejarah supaya tidak menjadi peristiwa usang tanpa makna di masa lalu.
Melalui tulisan ini saya berupaya menekankan bahwa sejarah adalah peristiwa alamiah yang mungkin akan terulang kembali. Oleh sebab itu, kita secara sadar harus memahami sejarah dan mengubah persepsi bahwa sejarah juga berguna sebagai pijakan maupun landasan untuk masa depan. Sejarah sebenarnya memberikan kisi-kisi pada kita untuk mengambil keputusan di masa sekarang dan masa mendatang. Sudah selayaknya pula kita tidak melupakan sejarah, baik sejarah diri kita secara khusus, maupun sejarah bangsa dan negara kita secara umum. Menyitir perkataan George Santayana, “Barang siapa yang melupakan sejarah, maka akan dikutuk untuk mengulangi sejarah itu sendiri.”
Sejarah adalah peristiwa alamiah yang mungkin akan terulang kembali.