Sistem persekolahan di Indonesia telah mengalami krisis dalam 20 tahun terakhir, artinya bahkan sebelum pandemi terjadi. Setidaknya ada dua pengaruh yang dihadirkan pandemi dalam sistem persekolahan. Pertama, memperparah krisis pembelajaran terutama pada kelompok marjinal. Kedua, mengungkap krisis pembelajaran yang telah terjadi sebelumnya.
Setidaknya ada dua pengaruh yang dihadirkan pandemi dalam sistem persekolahan. Pertama, memperparah krisis pembelajaran terutama pada kelompok marjinal. Kedua, mengungkap krisis pembelajaran yang telah terjadi sebelumnya.
Terdapat dua konsekuensi dari pembelajaran yang berjalan selama pandemi yaitu learning gain dan learning loss. Learning gain berarti percepatan penguasaan kompetensi pada suatu masa pembelajaran. Learning loss adalah hilangnya penguasaan kompetensi yang seharusnya dikuasai murid pada suatu masa pembelajaran. Pandemi membuat terjadinya learning loss setara 5-6 bulan dalam 12 bulan pembelajaran (Riset INOVASI & Puslitjak). Berdasarkan hasil riset sebelumnya, pandemi setidaknya meningkatkan learning loss dari 30% menjadi 45%. Sebaliknya, learning gain berarti percepatan penguasaan kompetensi pada suatu masa pembelajaran.
Terdapat dua konsekuensi dari pembelajaran yang berjalan selama pandemi yaitu learning gain dan learning loss. Learning gain berarti percepatan penguasaan kompetensi pada suatu masa pembelajaran. Learning loss adalah hilangnya penguasaan kompetensi yang seharusnya dikuasai murid pada suatu masa pembelajaran.
Kedua kondisi ini yang membuat kesenjangan belajar antara kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke bawah. Pandemi membuat banyak orangtua dari kelas menengah menyadari praktik buruk dalam sistem persekolahan kita. Orientasi nilai ujian, latihan soal yang berulang, disertai tugas yang menumpuk tanpa umpan balik memadai.
Tantangan terbesar yang dihadapi setelah kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah adalah percepatan penguasaan kompetensi untuk mengurangi kesenjangan belajar. Beberapa penyesuaian yang bisa dilakukan di antaranya adalah:
Memangkas Konten
Riset yang dilakukan sebelum dan selama pandemi menunjukkan bahwa memangkas konten justru meningkatkan penguasaan kompetensi murid. Karena itu, satuan pendidikan disarankan menggunakan kurikulum yang lebih ringkas dari sejumlah pilihan kurikulum yang ditawarkan Kemdikbudristek pada masa pandemi.
Melakukan Asesmen Diagnosis
Guru melakukan asesmen diagnosis untuk memahami penguasaan kompetensi murid sebagai dasar dalam merancang, melaksanakan dan menyesuaikan pembelajaran. Kesesuaian antara kompetensi murid dengan tujuan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih efektif.
Membangun Koneksi
Jarak akibat pandemi COVID-19 perlu diperbaiki dengan upaya mengenali dan memahami murid dan guru. Guru bisa melakukan sejumlah aktivitas yang fokus pada pemulihan kondisi emosi dan membangun relasi positif antar murid maupun murid dengan guru. Kesiapan emosional murid dan guru menjadi kunci dari pembelajaran.
Untuk menjadikan sekolah tempat yang menyenangkan bagi siswa, menurut saya hal terpenting yang bisa dilakukan adalah dengan memerdekakan sekolah dari target-target pemangku kebijakan yang sering kali tidak masuk akal. Sekolah harus berpihak pada siswa dan menjadikan peserta didik sebagai subjek. Kemerdekaan sekolah yang dapat menetapkan target kinerja berdasarkan objektivitas disertai dukungan proposional dan umpan berkala, bisa menghasilkan pembelajaran yang memfasilitasi murid tumbuh berkembang secara optimal.
Untuk menjadikan sekolah tempat yang menyenangkan bagi siswa, menurut saya hal terpenting yang bisa dilakukan adalah dengan memerdekakan sekolah dari target-target pemangku kebijakan yang sering kali tidak masuk akal. Sekolah harus berpihak pada siswa dan menjadikan peserta didik sebagai subjek.
Saya merasa wacana peleburan jurusan di SMA juga dapat memerdekakan siswa untuk dapat memilih mata pelajaran yang akan mendorong interaksi yang lebih inklusif dan beragam sehingga bisa memangkas kasta yang hadir karena penjurusan. Penguatan peran guru BP/BK dalam membantu murid mengenali potensi dan pilihan kariernya. Sekolah bukan lagi lembaga yang mengajarkan pelajaran yang sama puluhan tahun tanpa paham relevansi terhadap kehidupan para siswa di masa mendatang. Ke depan, sekolah harus memahami pentingnya menyediakan mata pelajaran berdasarkan kebutuhan murid dan pilihan karier pada ekosistem kita.
Penguatan peran guru BP/BK dalam membantu murid mengenali potensi dan pilihan kariernya. Sekolah bukan lagi lembaga yang mengajarkan pelajaran yang sama puluhan tahun tanpa paham relevansi terhadap kehidupan para siswa di masa mendatang. Ke depan, sekolah harus memahami pentingnya menyediakan mata pelajaran berdasarkan kebutuhan murid dan pilihan karier pada ekosistem kita.
Meski sedikit dibandingkan keseluruhan ekosistem, namun ada sejumlah guru dan sekolah atau madrasah negeri maupun swasta yang mempunyai praktik baik melakukan lompatan pembelajaran selama pandemi. Dengan pendekatan merdeka belajar, guru bahkan dari pelosok pun bisa melakukan terobosan pembelajaran sehingga memberikan layanan yang lebih berkualitas bahkan dibandingkan sebelum pandemi. Bagaimana pun, pandemi juga menghadirkan learning gain yang penting kita pelajari dan replikasi agar menular kepada keseluruhan ekosistem pendidikan kita.