Sebaik-baiknya sebuah kebaikan, dipercaya akan membuahkan kebaikan lain. Perpanjangan tangan untuk membuat fasilitas dan prasarana pendidikan di daerah, diyakininya mampu mendorong sebagian orang keluar dari lingkungannya yang tertinggal. Jika berhasil, saya yakin, keberhasilan local champion itu akan menular dan meluas.
Sebelum menjadi Miss Indonesia 2015, saya telah lama bergelut dengan dunia pendidikan. Tidak mengherankan jika kemudian saya tertarik dengan isu-isu ini dan menggarapnya dengan serius. Berbekal pengalaman menjadi asisten dosen dan mengajar anak-anak di Tiongkok, saya kemudian membuat sekaligus mengelola Yayasan Bangun Sekolah. Tentu saja pendidikan masih menjadi isu utama bagi saya.
Yayasan ini dibangun oleh saya sendiri bersama dengan empat teman yang lain, total berlima. Kami bergabung dalam tim strategis, melakukan riset termasuk memelajari kebutuhan apa yang dibutuhkan di lapangan. Hingga kini, tepatnya pada 2018, kami telah memberikan bantuan ke dua sekolah di Pandeglang dan Legok Banten. Di sana kami fokus memberi bantuan berupa perbaikan fasilitas-fasilitas pendidikan yang tidak memadai di daerah remote area, di daerah pedalaman. Kami mengadakan peningkatan kapasitas guru dan siswa terutama pelatihan literasi komputer karena sekarang ujian nasional berbasis komputer dilaksanakan di seluruh Indonesia. Mereka yang di pedalaman jangankan mau mengoperasikan komputer, melihat barangnya saja tidak pernah, jadi pelatihan literasi komputer kita adakan di beberapa daerah yang memang tertinggal.
Urgensinya memang di dua daerah itu dengan beberapa alasan, di antaranya Banten merupakan satu dari sepuluh provinsi yang fasilitas pendidikannya kurang. Padahal secara geografis, letaknya sangat dekat dengan ibu kota. Di daerah lain yang jauh memang ada juga yang kekurangan, tapi kita prioritaskan yang terdekat terlebih dahulu.
Pelatihan itu satu hal, tapi fasilitas juga perlu diperbaiki. Kami dibantu oleh Relawan Kampung, organisasi ini aktif dalam pembangunan di berbagai daerah. Mereka operator lokal, yang menjembatani kami dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Sebelumnya saya pribadi di daerah lain pernah terlibat dalam kampanye sanitasi, disertai membangun toilet agar bisa dipakai penduduk. Tapi ternyata pembangunan itu juga harus disertai dengan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS yang sangat memengaruhi kesehatan seseorang. Dari situ saya simpulkan percuma punya toilet bagus, air bersih mengalir, tapi penggunanya nggak paham bagaimana menjalani hidup sehat. Jadi memberikan fasilitas itu juga harus diiringi dengan edukasi. Sama seperti saat memberikan bantuan fasilitas yang baik untuk sekolah, harus diiringi dengan mengedukasi guru juga muridnya.
Sebaik-baiknya sebuah kebaikan, dipercaya akan membuahkan kebaikan lain.
Saya berharap, dengan adanya Bangun Sekolah, anak-anak di daerah ini bisa terdidik dengan baik. Saya ingin meningkatkan angka kelulusan terutama sekolah di Banten yang fasilitasnya buruk dan prestasinya juga rendah. Bahkan Pandeglang, nilai Ujian Nasional-nya terendah. Selain memperbaiki fasilitas, kami juga memberikan kelas motivasi, tujuannya ingin membukakan mata mereka, bahwa di luar banyak orang yang telah mencapai mimpi mereka. Banyak yang sudah kami ajak ke sana dari beragam profesi termasuk pilot, guru, nahkoda kapal, diplomat. Anak-anak sangat senang dengan kehadiran mereka.
Bagi saya, keberhasilan membantu sesama itu bisa diukur saat kita bisa mengeluarkan sesorang dari lingkaran mereka. Ibarat kata, kita membantu 100 orang yang sekolahnya kita bangun, dari 100 orang terdapat 10 berhasil itu sudah merupakan keberhasilan. Yang paling penting mengeluarkan mereka dari lingkaran keterpurukan, dan menjadikan mereka local champion. Keberhasilan ini akan menular pada yang lain sehingga bisa meningkatkan taraf hidup mereka dan orang lain lagi ke arah perubahan yang lebih baik. Mereka pasti tidak ingin sukses sendirian.
Keberhasilan membantu sesama itu bisa diukur saat kita bisa mengeluarkan sesorang dari lingkaran mereka
Bangun Sekolah tentu saja tidak sendirian, kami sangat terbuka jika ada yang berkanan membantu dalam bentuk donasi pribadi ataupun korporasi yang peduli dengan isu pendidikan.
Bagi saya, dengan berbagi ini kita bisa memberikan kebahagiaan yang kita pilih untuk orang lain. Dalam hidup kita tidak hanya melakukan untuk diri sendiri, tapi apa yang kita bisa dan punya bisa dirasakan dan dimanfaatkan pada orang lain. Menularkan kebahagiaan dan membagikan apa yang kita punya. Yang penting adalah niat baiknya. Kemauannya yang paling penting.
Ini sesuai juga dengan falsafah hidup yang saya pegang yakni passion, persistence, dan sincerity. Jika kita melakukan apa yang kita cintai, pasti kita tidak akan melakukannya dengan terpaksa, kemudian kita juga harus gigih memperjuangkan apa yang kita mulai hingga selesai, yang terakhir, percayalah apa yang dilakukan dengan hati dan tulus pasti akan berhasil dan sampai kepada yang menerima.
Apa yang dilakukan dengan hati dan tulus pasti akan berhasil dan sampai kepada yang menerima.