Indonesia dengan bonus demografi yang besar sekaligus generasi milenial yang kreatif secara positif bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Dengan modal itu kita bisa mengisi kebutuhan konsumsi global dengan kreativitas yang dimiliki.
Pada dasarnya, kekuatan industri kreatif Indonesia ke depan berbasis kepada produk atau karya. Produk dan karya ini yang kemudian dapat menjawab perkembangan pasar nasional dan global sekarang. Sebagai gambaran, kini fenomena konsumsi global justru semakin menghargai hal-hal yang bersifat artisan, non-mainstream, punya cerita yang kuat. Kita, Indonesia mempunya modal-modal ini yang merupakan basis terbesar potensi indutri kreatif.
Untuk menanggapi fenomena itu, sudah tentu pemerintah memosisikan menjadi regulator dan katalisator. Fungsinya untuk penguatan atau menghadirkan ekosistem yang mengedepankan inovasi dan kreativitas karena keduanya merupakan lokomotif baru penggerak perekonomian nasional. Sebagai bagian dari pemerintah, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berupaya sebagai regulator dan katalisator itu yang tercermin dari kebijakan dan fasilitator dalam fungsi: riset dan edukasi, akses permodalan, infrastruktur dan teknologi, pemasaran, fasilitasi hak kekayaan intelektual, harmonisasi regulasi, dan koordinasi antar lembaga dan wilayah yang terkait dalam kepentingan ekosistem 16 sub-sektor kreatif.
Sementara itu di daerah, ada instrumen penting yang perlu diperhatikan untuk pengembangan ekonomi kreatif. Instrumen penting pengembangan ekonomi kreatif di daerah adalah komitmen penuh dari pemerintah daerah untuk berkomitmen menyiapkan peta jalan kehadiran ekosistem ekonomi kreatif yang kuat di daerahnya.
Untuk dapat menghadirkan ekosistem yang kuat, komitmen ini perlu dilandasi dengan pemetaan yang tepat terhadap potensi sektoral bidang kreatif dan pendukungan penuh kepada komunitas dan pelaku-pelaku kreatif yang telah bergelut di bidangnya secara konsisten dalam waktu panjang, bukan sekadar karbitan. Kemudian selaras dengan itu, peran Bekraf mendukung apa yang telah dihasilkan dari ekosistem daerah untuk membuat atau menyediakan lompatan ke tingkat yang lebih baik: nasional atau internasional.
Hal yang tidak kalah penting perlu diperhatikan adalah tantangan dunia digital. Tantangan dunia digital yang sekarang bermigrasi secara besar-besaran menjadi ekonomi digital mensyaratkan sumber daya manusia yang mampu berkomunikasi dan berkolaborasi tanpa batas wilayah. Di tangan generasi digital native yang semakin fasih berinteraksi di platform digital, secara nasional kita perlu menyiapkan kemampuan SDM untuk dapat berinteraksi secara produktif tanpa mengenal batas untuk melahirkan banyak kolaborasi di bidang kreatif.