Society Science & Tech

Esensi Sains Pada Kehidupan Anak

Firly Savitri

@firlysavitri

Pendiri Lembaga Ilmuwan Muda Indonesia

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Anak-anak dan pendidikan merupakan dua topik yang tidak dapat dipisahkan. Kedua hal ini sangatlah berkaitan. Kita pun tahu benar betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak meski pengertian pendidikan banyak dititikberatkan pada praktik-praktik yang sudah ada saja turun temurun di masyarakat.  Masih minim sekali perubahan pendidikan di sekitar kita. Terutama di daerah-daerah yang bukan kota besar. Pelajaran yang diterima tidak merata pun cara penyampaian materi yang masih banyak kurang dapat diserap dengan baik oleh anak-anak, terutama mata pelajaran yang dianggap sulit.

Adalah ilmu sains, sebuah ilmu nan luar biasa seru untuk dinikmati anak-anak. Ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan sisi magisnya. Ilmu yang sebenarnya mudah memukau seseorang jika disampaikan dengan tepat. Disampaikan dengan unsur “pengalaman” di dalamnya. Tidak hanya sekadar menghapal saja. Faktanya, rumus dan formula yang ada di buku-buku fisika atau kimia berasal dari pengamatan para ilmuwan akan alam sekitarnya. Contohnya saja hukum Bernoulli yang penuh dengan angka dan rumus. Metode pembelajarannya akan terasa sangat sulit karena tidak dijelaskan rumus tersebut dipergunakan untuk apa. Padahal kalau dipaparkan bahwa hukum tersebut merupakan kunci untuk memahami konsep sederhana akan pesawat terbang, anak-anak kecil pasti akan terpukau dan tertarik untuk menelisik lebih jauh.

Ilmu sains – ilmu nan luar biasa seru untuk dinikmati anak-anak – harus disampaikan dengan unsur “pengalaman” di dalamnya. Tidak hanya sekadar menghapal saja.

Experiential learning atau belajar dengan mengalami merupakan metode yang sebenarnya paling efektif dalam mempelajari ilmu sains. Anak-anak tidak akan mudah memahami ilmu tersebut jika hanya membaca dan mendengar saja. Mereka butuh untuk menyaksikan dan mencoba membuktikan teori yang ada di buku. Sesederhana untuk membuktikan pergerakan bunga matahari yang mengikuti pergerakan sinar matahari. Ketika pagi bunga matahari menghadap ke timur dan sore ke barat. Betapa anak-anak akan sangat mengingat pernyataan tersebut jika dipelajari secara langsung. Pada dasarnya manusia adalah makhluk dengan keingintahuan yang tinggi. Itu adalah sifat dasar kita. Sehingga dengan pengalaman kita dapat memproses dan menyerap informasi yang ingin kita ketahui dengan lebih efektif.

Menurut penelitian, anak-anak dari umur 0-8 merupakan umur keemasan untuk terinspirasi soal sains. Dengan pergi ke museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) misalnya, mereka dapat lebih mudah untuk memiliki bayangan atas keseruan bidang sains itu sendiri. Di umur-umur tersebut juga sangatlah baik jika penerapan sains yang sederhana dapat diinjeksi kepada mereka dengan cara yang menyenangkan seperti praktik lapangan atau bermain. Daripada hanya menceritakan konsep pesawat sederhana lebih baik meminta mereka untuk melakukan penelitian secara langsung yang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pertama mungkin bisa dijelaskan teori terlebih dahulu kemudian langsung dicontohkan di depan mereka atau bahkan melibatkan mereka langsung untuk pembuktian konsep-konsep sains tersebut. Misalnya dengan meminta anak membuat sepeda dengan roda segitiga dan bundar. Mereka akan paham mana yang lebih efektif ketika turun ke lapangan langsung. Sehingga mereka akan terinternalisasi dengan apa yang dipelajari. Mereka harus tahu bahwa para ilmuwan yang menyusun rumus-rumus serta teori yang ada di buku mereka melakukan pengamatan dan penelitian berdasarkan alam semesta. Untuk kemudian diubah menjadi teknologi yang canggih dan praktis, yang dapat digunakan dalam keseharian kita.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk dengan keingintahuan yang tinggi.

Beberapa faktor ilmu pengetahuan dan teknologi masih kurang diminati oleh anak-anak Indonesia adalah termasuk cara belajar yang masih sama dari masa ke masa. Terutama dengan tidak adanya fasilitas sekolah yang mumpuni. Di indonesia 98 persen tidak punya laboratorium yang memadai untuk menerapkan ilmu sains. Berjuta-juta anak indonesia sampai sekarang hanya belajar sains dengan berhitung dan menghapal. Di sekolah pun tidak ada penjelasan mengenai profesi-profesi keren yang dapat mereka sandang di masa depan apabila mempelajari sains secara mendalam. Pengetahuan mereka sangatlah terbatas soal itu. Hanya yang berada di bidang  kesehatan saja seperti dokter atau apoteker. Padahal banyak sekali pekerjaan yang amat menarik. Marine biologist, salah satunya. Jika mereka diajak membayangkan betapa menariknya meneliti biota laut di mana mereka bisa menyelam sepanjang hari, melihat keindahan alam bawah laut. Pasti mereka pun dapat lebih mudah terpukau. Begitu juga dengan ilmuwan nanoteknologi yang bisa menciptakan inovasi canggih seperti baju Iron Man. Ditambahi bumbu-bumbu bahwa apa yang mereka saksikan di TV dapat mereka buat sendiri.

Dorongan menjadi ilmuwan dengan pemberian informasi bahwa ilmuwan lah yang akan pergi ke luar angkasa, mereka juga yang menguasai penciptaan teknologi di dunia termasuk robot-robot nan canggih tersebut sangatlah perlu. Berawal dari mimpi sederhana ingin menciptakan robot, anak-anak – terutama yang berusia dini, dapat membawa keinginan tersebut pada masa dewasanya untuk ditekuni  lebih dalam. Inilah yang merupakan misi kami yang tergabung dalam Ilmuwan Muda Indonesia (IMI). Kami ingin menebarkan kecintaan pada ilmu sains dengan membawakan fasilitas yang dapat dibongkar-pasang dan berpindah. Bentuknya adalah planetarium. Mengapa? Karena astronomi dan dinosaurus ternyata dapat sangat efektif menjadi pembuka jalan untuk anak-anak lebih familiar dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Utamanya adalah untuk membuat anak-anak jatuh cinta terlebih dahulu. Sehingga dengan adanya kecintaan tersebut mereka akan punya kegigihan yang tertanam dari kecil untuk terus mengulik ilmu yang dapat mengubah masa depan bangsa kita ini.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023