Bila ditanya apa makna kekayaan, bagi saya, diberkahi kesehatan jasmani dan rohani serta memiliki teman yang baik, itu adalah suatu kekayaan yang tidak ada duanya. Saya tahu, definisi ini relatif bagi setiap orang, yang umumnya tergantung dari pengalaman apa saja yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Saya sendiri berkata demikian karena dahulu saya pernah mengalami sakit parah dan depresi - yang untuk menyembuhkannya tentu membutuhkan sejumlah biaya yang tidak sedikit. Sekaya apapun kita, kita tidak bisa membayar orang lain untuk sakit menggantikan kita, bukan? Diberkahi kesehatan, artinya kita diberi modal sekaligus kesempatan untuk berkarya, yang tentunya akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus merajut kehidupan di dunia ini.
Kita tidak akan pernah tahu berapa berartinya uang sekecil apapun nominalnya untuk mereka yang tengah membutuhkan.
Saya merasa cukup beruntung karena saat menjalani pengobatan, saya memiliki biaya dan juga teman yang ikut membantu meringankan. Dapat dibayangkan untuk mereka yang kekurangan, sedikit saja bantuan yang diterima tentu akan dapat sangat membantu. Kita tidak akan pernah tahu berapa berartinya uang sekecil apapun nominalnya untuk mereka yang tengah membutuhkan. Kadangkala, mungkin bagi kita seribu rupiah tidak dapat membeli apa-apa. Tapi coba bila kita menyisihkan setiap recehan seribu rupiah yang kita dapatkan dalam kantong khusus, dan mengumpulkannya dalam waktu sebulan. Tentu akan menggunung, bukan? Nominalnya pun akan menjadi besar, dan mungkin cukup untuk mendapatkan suatu hal yang tengah dibutuhkan.
Dapat dikatakan, dengan rutin melakukan donasi setiap hari, pelan-pelan depresi saya berangsur membaik.
Sudah sewajarnya, bila ada suatu hal yang terasa mengganggu dan tidak semestinya dalam diri, kita akan berusaha memperbaikinya. Terkait depresi yang pernah saya alami, saya pun mencari cara untuk dapat menyembuhkannya. Bila bukan karena teman saya yang menulari saya untuk mulai menyisihkan uang dan berdonasi, mungkin hingga saat ini saya belum merasa lepas dari depresi. Dapat dikatakan, dengan rutin melakukan donasi setiap hari, pelan-pelan depresi saya berangsur membaik. Saya merasa lebih tenang dan bahagia dibandingkan sebelum memulai kebiasaan ini. Hidup ini bukan tentang mengumpulkan kesuksesan finansial saja, tetapi juga bagaimana memberikan kontribusi pada sesama, sebesar apapun bentuknya. Menyadari bahwa ada orang lain di luar sana yang berada dalam kondisi lebih sulit dibanding kita, memberi donasi akan menjadikan diri kita merasa berkecukupan dan bahagia. Seolah, hal-hal atau benda yang semula kita pikir akan membawa kebahagiaan saat kita memiliknya, menjadi tidak berarti lagi dibandingkan dengan kemampuan kita untuk memberi dan meninggalan pulas senyum di wajah penerima.
Menyadari bahwa ada orang lain di luar sana yang berada dalam kondisi lebih sulit dibanding kita, memberi donasi akan menjadikan diri kita merasa berkecukupan dan bahagia.
Bercerita sedikit tentang teman saya tersebut, ia memiliki kebiasaan yaitu mengumpulkan uang koin seribu rupiah dalam sebuah kantong, yang akan ia bagi-bagikan setiap ia bertemu dengan orang yang membutuhkan di jalan. Melihatnya berbuat demikian, saya pun tertarik dan mencoba mengikuti kebiasaan ini. Namun, berbeda darinya, saluran donasi yang saya pilih adalah melalui platform digital Kitabisa, yang saya kenal beberapa waktu yang lalu melalui tempat bekerja saya.
Mulailah saya menyisihkan sepuluh ribu rupiah per hari, untuk disumbangkan ke salah satu program pengumpulan donasi Kitabisa yang tengah berjalan. Kegiatan ini rutin saya lakukan di setiap pagi. Bahkan, bisa dikatakan ini adalah kegiatan pertama yang saya lakukan saat bangun tidur. Setelah setahun lebih berjalan, kegiatan donasi terasa seperti rutinitas yang justru akan terasa aneh dalam diri bila saya harus melewatkannya. Saya pernah berada di posisi sulit, dan bersyukur adanya keberadaan teman pada saat itu yang menolong saya hingga saya dapat bangkit kembali. Oleh karenanya, saya tahu bagaimana rasanya berada di posisi mereka yang membutuhkan, dan merasa ingin membalas kebaikan yang pernah saya terima dengan berbuat sesuatu untuk menolong mereka, sebagai ungkapan rasa syukur serta terima kasih saya.
Setelah setahun lebih berjalan, kegiatan donasi terasa seperti rutinitas yang justru akan terasa aneh dalam diri bila saya harus melewatkannya.
Bila saya lantas ditanya bagaimana menumbuhkan kedisiplinan dalam memberi, mungkin dapat saya katakan, bisa saja kita belum dapat rutin berdonasi karena belum tentu dalam keseharian kita mendapat kesempatan bertemu dengan orang yang membutuhkan atau saluran amal yang menyalurkan dana untuk kebaikan. Saya akui, sebelum mengenal Kitabisa, saya merasa sulit menemukan orang yang tepat untuk saya bantu. Bila bukan karena mengenalnya secara personal atau kedekatan relasi, tampaknya agak sulit mengetahui kondisi finansial orang lain yang tidak rutin atau belum pernah kita temui. Namun, melalui Kitabisa, informasi akan mereka yang tengah membutuhkan bantuan ditampilkan secara informatif dan terperinci, berikut cara pemberian uang yang mudah dilakukan. Nama pemberi pun dapat dibuat anonim, yang bagi saya merupakan faktor penting saat murni sebuah niat memberi terbentuk karena rasa empati untuk menolong.
Lambat laun, apa yang semula pernah kita secara sadar paksakan, secara rutin akan menjadi kebiasaan.
Untuk membentuk kegiatan donasi sebagai suatu kebiasaan, memang diperlukan niat dari kita untuk meluangkan sebentar waktu dan mengikhlaskan sebagian uang yang dimiliki untuk membantu orang lain. Akan tetapi, bumi terus berputar, dan lambat laun, apa yang semula pernah kita secara sadar paksakan, secara rutin akan menjadi kebiasaan. Di suatu hari, bisa saja kita merasa dunia tengah berpihak pada kita dengan adanya sejumlah kabar dan hal baik yang kita alami. Namun, akan tiba juga saatnya dimana suatu hari, segala hal terasa naik turun, dan apa yang kita lakukan terasa salah atau tidak menyenangkan. Pada saat hari terasa buruk, mungkin itu adalah saatnya bagi kita untuk mengingat hal baik yang sudah kita lakukan. Biasanya itu akan membantu meringankan. Dan pada kala itu, mengingat bila kita sudah menyisihkan uang kita untuk ikut menolong seseorang di pagi hari, kemungkinan besar akan membantu kita memperbaiki hari yang tengah berjalan. Karena paling tidak, ada suatu hal baik yang kita lakukan, yang membuat kita akan merasa, hari dan hidup yang dimiliki saat ini, ternyata tidak seburuk yang kita kira.