Merasa tidak kalau tren yang ada saat ini kebanyakan sering berulang dari satu masa tertentu? Tiba-tiba tren 10-20 tahun lalu kembali ada di masa sekarang. Kenyataannya tren memang hanya akan berulang karena kebanyakan orang atau pemengaruh tren akan membawa kembali nostalgia di masa mereka masih kecil atau remaja sehingga tren yang mereka sebarkan kini berasal dari dua puluh tahun lalu. Tak heran sebenarnya tren yang tak lekang oleh waktu itu tren yang memiliki sisi personal yang tinggi. Ada sejarah dan kisah di balik tren tersebut. Nilainya pun menjadi berbeda.
Tidak lain saya sendiri yang bertumbuh di tahun 70an di mana masa kecil saya membawa pada karya yang diciptakan masa kini. Tinggal di kota kecil dengan kenangan indah membuat saya mudah mengingat banyak hal yang ada di masa tersebut. Termasuk benda-benda yang sering digunakan di kala itu. Dari masa kecil tak terlupakan itu juga di masa dewasa kini saya menjadi amat tertarik dengan barang-barang vintage. Ya, vintage. Bukan barang antik atau barang jadul. Memang berbeda? -Tentu saja. Barang antik adalah barang yang berasal lebih dari 100 tahun. Bahkan bisa hitungan abad. Dibuat dengan istimewa dan bisa jadi hanya satu-satunya. Bukan produksi massal. Makanya harga barang antik kian hari kian mahal.
Berbeda dengan barang vintage. Barang yang masih ada di bawah 100 tahun. Barang yang sudah lama ditinggalkan tapi masih berkualitas dan bisa digunakan. Barang-barang yang hadir di kala saya kecil dulu. Yang sampai-sampai membuat saya seringkali berburu ke pasar loak hanya untuk memberikan mereka napas baru. Lewat barang vintage, barang usang atau sudah dilupakan yang saya desain ulang dan percantik kembali, saya seperti menceritakan kembali pengalaman-pengalaman indah di masa lampau. Secara tidak langsung juga membagikan kebahagiaan. Benar, bagi saya barang vintage membawa kedamaian dan kebahagiaan. Makanya kalau dilihat pemilihan saya pada barang vintage pasti yang berwarna-warni yang merupakan representasi kebahagiaan.
Bagi saya barang vintage membawa kedamaian dan kebahagiaan.
Saya percaya setiap barang vintage punya jiwa yang berbeda karena sudah ada lebih dulu. Ketimbang furnitur yang baru dilahirkan di masa sekarang, yang berdesain modern, mereka seperti karakter senior dalam suatu cerita. Lebih dewasa, lebih berpengalaman. Kalau dipikir-pikir barang-barang bekas berdesain vintage memang sudah punya pengalaman mengarungi satu masa terlebih dahulu. Di setiap sudut meja atau kursi vintage misalnya terselip sebuah cerita tentang pemiliknya dulu. Entah berapa lama mereka sudah ada di satu rumah, keluarga, lalu tiba-tiba harus pensiun dan ditumpuk dengan barang-barang lain yang juga terlupakan. Inilah sisi menarik dari barang vintage. Saya selalu membayangkan seperti apa kisah di balik setiap furnitur bekas yang saya temui di pasar. Kemudian bepikir bagaimana bisa memberikannya kehidupan baru yang lebih layak.
Cara saya adalah dengan memberikan suntikan sisi modern. Sehingga saya tidak menampilkan sebuah benda vintage apa adanya melainkan dengan inovasi baru. Menggabungkan apa yang dikenal di masa sekarang dengan struktur pada benda yang sudah ada. Secara tidak langsung ini menyiratkan bahwa saya tidak mau terjebak di masa lalu. Saya kembali ke masa lalu hanya untuk bernostalgia dan membawanya ke kehidupan sekarang. Mencari inspirasi dari apa yang baik di masa lalu untuk diperbaiki di masa sekarang. Jadi tidak ada sifat jadul atau lawas pada setiap barang vintage yang saya perbarui gayanya. Bahkan saya tidak pernah mau menggunakan kata-kata tersebut. Sebab saya tidak merasa desain vintage itu ketinggalan zaman. Justru desain vintage menjadi tak lekang oleh waktu jika bisa berpikir terbuka dan maju. Berpikir bahwa tidak melulu yang lampau selalu jelek atau sebaliknya yang baru sekarang itu jelek. Kenapa tidak mengambil kebaikan dari kedua masa dan menggabungkannya? Apalagi kalau keduanya ternyata bisa membawa kebahagiaan tersendiri untuk pemiliknya.
Menggabungkan apa yang dikenal di masa sekarang dengan struktur pada benda yang sudah ada. Secara tidak langsung ini menyiratkan bahwa saya tidak mau terjebak di masa lalu.