Society Lifehacks

Berbagi Kebaikan dari Pangan

Kita manusia terkadang terpaku pada sesuatu yang terlihat hanya dari luar dan bukan dari dalam. Kita manusia seringkali berlomba-lomba menjadi orang sukses dan menilai kesuksesan sebagai tujuan hidup. Tapi menurut saya dunia ini sudah tidak lagi membutuhkan lebih banyak orang sukses – melainkan lebih banyak orang baik. Sebab dari kebaikan dapat mempengaruhi perilaku dan pemikiran orang lain. Dengan menciptakan ruang gema kebaikan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang terpuji. Mengapa saya bisa berkata seperti ini? Satu dan lain hal karena saya telah menerima kebaikan tak terbatas dari orang-orang yang tulus menolong saat saya berada dalam kesulitan dulu.

Dunia ini sudah tidak lagi membutuhkan lebih banyak orang sukses – melainkan lebih banyak orang baik.

Sebelum memiliki "tanda centang" di Instagram serta ratusan ribu pengunjung di YouTube, saya sempat berada dalam situasi yang amat menantang. Ketika SMA saya tinggal sendirian di Jakarta sehingga harus mengirit uang saku agar kebutuhan dasar tercukupi. Kadang makan saja sukar. Setiap hari hanya sanggup makan di warteg dengan menu seadanya dibarengi dengan menumpang makan di rumah teman demi efisiensi kantong. Selama kurang lebih dua tahun saya mengenyam asam garam tersebut. Dalam dua tahun itu pula saya amat merasa terbantu.

Mama teman saya yang membiarkan saya makan di rumahnya menjadi inspirasi untuk menebarkan kebaikan yang serupa sampai akhirnya tergerak untuk membuat sebuah gerakan sosial bertajuk Warteg Gratis. Misi utamanya adalah untuk memberikan makan pada para mahasiswa dan pekerja yang sedang berupaya meneruskan cita-cita, kehidupan mereka, dan bertarung dengan kerasnya ibukota. Tapi tidak menutup pintu bagi siapa saja yang memang berkekurangan pangan. Harapannya adalah gerakan ini dapat menggerakan mereka suatu saat nanti pada masa mereka sudah berkecukupan. Mereka bisa terinspirasi untuk melakukan kebaikan dan menolong orang lain yang kesulitan.

Kebaikan dapat mempengaruhi perilaku dan pemikiran orang lain. Dengan menciptakan ruang gema kebaikan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang terpuji.

Tak terbatas pada misi tersebut, Warteg Gratis juga dikembangkan untuk menjadi wadah bagi mereka yang sudah berada dalam situasi berlebih dan hendak berkontribusi. Mereka bisa menyumbangkan dana pada situs KitaBisa yang akan langsung disalurkan pada gerakan Warteg Gratis. Pun aktivisme ini akan memasuki sejumlah panti asuhan setiap minggu untuk memberikan para penghuninya makanan gratis. Memang hingga saat ini kami baru melakukan percobaan. Tapi kami sudah menjajaki segelintir panti asuhan dan tempat-tempat potensial untuk kami nantinya melandaskan food truck Warteg Gratis. Sepuluh panti asuhan dan tiga lokasi di Tangerang dan Serpong sudah memberikan konfirmasi untuk kami bertandang nantinya. Ada pula figur publik lain yang ikut berpartisipasi dalam gerakan ini yaitu Arnold Poernomo yang akan turut membantu dalam pembuatan menu yang pas untuk konsep food truck.

Berbicara soal sistem, pada masa percobaan kemarin kami sudah melakukan riset kecil-kecilan di mana setiap hari kami dapat menjual 100 porsi. Sedangkan untuk pembayaran sebenarnya sukarela. Dikatakan gratis memang untuk mereka yang benar-benar belum punya uang cukup. Namun kami menyediakan kotak di mana mereka yang mengkonsumsi bisa memberikan uang berapapun. Sedangkan saat kami mengunjungi panti asuhan tentu saja semuanya kami bagikan cuma-cuma. Dengan konsep food truck saya percaya gerakan ini tidak akan mengganggu ekosistem bisnis makanan di sekitar karena kami akan berkeliling dari satu sudut ke sudut lain. Ini juga untuk menghindari ketergantungan sebagian orang sehingga tercipta budaya malas. Setiap orang pun hanya boleh membeli satu porsi rice bowl saja untuk menghindari apabila ada yang ingin memborong dan menjualnya kembali. Jadi pembagian bisa lebih merata – semua kebagian. Sistem keamanan pun sudah kami pertimbangkan. Memang kemarin sempat ada sedikit selisih paham dengan keamanan daerah. Tapi kami menanganinya dengan kekeluargaan. Sebisa mungkin bernegosiasi secara musyawarah mufakat. Saya berusaha menekankan apa yang kami lakukan ini adalah untuk membantu masyarakat. Tidak ada tujuan bisnis tertentu yang dapat merugikan.

Dalam rangka menggaungkan gerakan ini saya pun memanfaatkan akun media sosial pribadi. Di samping melihat banyak yang antusias untuk membantu melancarkan ada pula mereka yang cukup kritis dalam memberikan komentar. Sebenarnya tujuan mereka baik, untuk mengingatkan. Tapi mungkin terkadang mereka hanya melihat dari sisi luar saja, tidak paham benar situasi aslinya.  Ada yang berkomentar bahwa food truck kami seharusnya tidak pakai mobil mewah. Padahal mobil yang digunakan tidak tergolong mewah hanya dekorasinya yang dibuat lebih menarik. Saya dan tim berpikir untuk tidak sekadar membagikan makanan saja tapi juga pengalaman. Kalau sekadar membagi makanan di setiap bulan Ramadhan juga bisa membagikan nasi bungkus. Tapi kami ingin dampak positif yang lebih luas dari sekadar kasih makan orang. Kami ingin sesuatu yang menarik perhatian hingga dapat menjadi inspirasi orang-orang di daerah lain membuat gerakan yang serupa.

Tapi saya paham bahwa saya tidak dapat berekspektasi pada sebuah kesempurnaan. Pasti akan ada kurangnya serta celah untuk dikomentari. Saya hanya ingin melihat a bigger picture. Berusaha melakukan sebaik yang saya bisa. Untuk itu pula tiga bulan pertama gerakan ini dimulai saya akan menyelami sistemnya agar dapat menciptakan prototipe yang mudah diikuti pihak lain nantinya jika tertarik membuat ritel Warteg Gratis. Pada akhirnya saya dan tim pun sangat memperhatikan keseluruhan sistem operasionalnya agar mencapai hasil yang maksimal. Agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang harus memenuhi kebutuhan dasarnya. Agar mereka menghasilkan energi, mood, dan pikiran yang baik.

Saya tidak dapat berekspektasi pada sebuah kesempurnaan. Pasti akan ada kurangnya serta celah untuk dikomentari.

Related Articles

Card image
Society
Kembali Merangkul Hidup dengan Filsafat Mandala Cakravartin

Mengusahakan kehidupan yang komplit, penuh, utuh, barangkali adalah tujuan semua manusia. Siapa yang tidak mau hidupnya berkelimpahan, sehat, tenang dan bahagia? Namun ternyata dalam hidup ada juga luka, tragedi dan malapetaka. Semakin ditolak, semakin diri ini tercerai berai.

By Hendrick Tanuwidjaja
10 June 2023
Card image
Society
Melatih Keraguan yang Sehat dalam Menerima Informasi

Satu hal yang rasanya menjadi cukup penting dalam menyambut tahun politik di 2024 mendatang adalah akses informasi terkait isu-isu politik yang relevan dan kredibel. Generasi muda, khususnya para pemilih pemula sepertinya cukup kebingungan untuk mencari informasi yang dapat dipercaya dan tepat sasaran.

By Abigail Limuria
15 April 2023
Card image
Society
Optimisme dan Keresahan Generasi Muda Indonesia

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 2022 lalu, British Council Indonesia meluncurkan hasil riset NEXT Generation. Studi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia ini bertujuan untuk melihat aspirasi serta kegelisahan yang dimiliki anak muda di negara masing-masing.

By Ari Sutanti
25 March 2023